Mahasiswi Cantik Pimpin Jutaan Demonstran

Camila Vallejo
Sumber :
  • REUTERS/Victor Ruiz Caballero

VIVAnews - Muda, cantik, berani. Tiga kata itulah yang tampaknya pantas untuk menggambarkan Camila Vallejo, gadis berusia 23 tahun anggota partai komunis Chile yang juga mengetuai ikatan mahasiswa Universidad de Chile.

Sudah enam bulan ini Vallejo memimpin jutaan mahasiswa dalam sebuah protes terbesar sejak 20 tahun terakhir di Chile, menuntut Presiden Sebastián Pinera yang berhaluan konservatif mundur.

Kasus DBD Melonjak Tajam di Jakarta, Dinkes DKI Ungkap Penyebabnya

"Selama bertahun-tahun, anak-anak muda Chile telah dicekoki pemerintahan neo liberal yang lebih menekankan konsumerisme dan kepemilikan pribadi. Tak ada empati untuk orang lain," kata dia.

"Pergerakan ini membantu kami para pemuda Chile mencapai pemerintahan negara yang bermartabat, kebalikan dari pemerintahan yang sekarang," kata Vallejo, seperti dimuat CBS News. Gadis kelahiran 28 April memang dikenal vokal menggugat semrawutnya dunia pendidikan di Chile yang dinilainya sangat tidak berpihak pada rakyat kebanyakan.

Vallejo dikenal tak terlalu banyak bicara tentang dirinya, namun dengan kharismanya, ia mampu menggalang lebih banyak massa untuk mendukung gerakannya. Dalam hitungan bulan, gadis yang dijuluki 'Komandan Camila' oleh para pendukungnya ini memiliki 300 ribu pendukung di akun Twitternya, seperti dimuat Guardian.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan September lalu menunjukkan mahasiswi jurusan Geografi ini mendapatkan dukungan 89 persen rakyat Chile atas keberaniannya, sebagaimana dilansir dari Sydney Morning Herald. Pengalaman berkali-kali ditembaki meriam air dan gas air mata oleh polisi saat berdemonstrasi tak membuatnya gentar.

Berkembangnya dukungan untuk Vallejo berbanding lurus dengan berkembangnya ancaman keselamatannya. Setelah berkali-kali menerima ancaman pembunuhan, Vallejo kini berada di bawah pengawasan kepolisian.

Menanggapi tudingan miring yang menyebutkan ia mendapat banyak dukungan hanya karena kecantikannya, gadis bertindik hidung ini cuma tertawa. "Banyak yang bilang saya sok karena kulit saya putih dan mata saya hijau. Absurd sekali! Orang tua saya juga bukan orang kaya, karena mereka juga pekerja," ujarnya.

Ia berkata bahwa ia bertindak karena melihat banyaknya ketidakpuasan di masyarakat. "Anak muda selalu yang pertama kali membuat perubahan. Kami tidak terikat komitmen keluarga, sehingga lebih bebas. Kami yang mengambil langkah awal, namun kami tak sendiri karena generasi di atas kami juga mendukung kami," tandasnya. (umi)

Kendaraan melintas di kawasan perkebunan kelapa sawit PTPN VI, Sariak, Pasaman Barat, Sumatra Barat

Peremajaan Sawit Jauh dari Target, Airlangga: Hanya 50 Ribu Hektare per Tahun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) realisasinya per tahun masih sedikit.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024