Syamsir Alam dari Bulutangkis ke Penarol

Wawancara khusus dengan Syamsir Alam
Sumber :
  • VIVAnews/ Fernando Randy

VIVAnews - Striker Timnas U-23, Syamsir Alam, tak punya 'darah sepakbola.' Ia bahkan awalnya lebih senang main bulutangkis. Kepada VIVAnews.com pemuda kelahiran 6 Juli 1992 menceritakan bagaimana awalnya ia bisa menjadi seperti sekarang. Main untuk klub Uruguay, Penarol, dan juga membela negara.

Pemain kelahiran Agam, Sumatera Barat ini pun menuturkan bagaimana dirinya memulai karir sebagai pesepakbola. Anak sulung dari empat bersaudara ini mengakui awalnya ia lebih menyukai olahraga bulutangkis dibandingkan sepakbola. “Dulu saat masih kecil hingga SD kelas 3, sebenarnya saya bercita-cita ingin menjadi pemain bulu tangkis handal,” kenangnya.

Namun, entah mengapa, di tahun berikutnya, ia ternyata lebih menyukai permainan sepakbola. “Saat saya menginjak usia 9 tahun, entah mengapa, saya ternyata menyukai sepakbola. Saya bermain bola di mana saja. Dan saat itu, saya ingin serius bermain bola. Padahal tidak ada darah sepakbola di keluarga saya. Ayah saya seorang ahli hukum dan ibu adalah ibu rumah tangga biasa. Tapi alhamdulillah orang tua mendukung saya,” ujarnya.

“Dan karier saya dimulai kala mengikuti kejuaraan Asia di Bangkok di usia saya 9 tahun. Padahal di even itu untuk U-14. Saat itulah ayah melhat saya memiliki bakat sepakbola. Akhirnya ayah fokus mengarahkan saya dan memasukkan saya ke SSB Depok,” ujarnya.

Di sekolah sepakbola ini, bakat Syamsir Alam terpantau legenda sepakbola Indonesia, almarhum Ronny Pattinasarany yang kemudian mengajaknya bergabung di SSB AS SIOP.  Bergabungnya Syamsir Alam di AS SIOP seakan menjadi pintu pembuka bagi Syamsir untuk melanjutkan kariernya.

Selanjutnya, Syamsir menjadi salah satu anak Indonesia yang terpilih masuk ke dalam program pelatihan pesepakbola muda yang digelar oleh PSSI. Dalam program yang bernama Sociedad Anonima Deportiva (SAD) ini, para pesepakbola muda yang terjaring akan menjalani latihan ketat di Uruguay. “Empat tahun saya digembleng di program SAD,”

Ia tidak memungkiri jika terkadang rasa jenuh menghinggapi karena menghabiskan seluruh masa mudanya di luar negeri dan jauh dari orang tua serta teman. Namun, untuk mengobati kerinduan, ia pun kerap memanfaatkan jejaring sosial untuk berkomunikasi dengan saudara dan kerabat di Indonesia. “Kadang terpikir juga dengan keluarga yang di Jakarta. Saya akui 4 tahun saya merasa kehilangan orang tua dan teman-teman. Untuk membunuh kangen saya biasanya sering keluar jalan-jalan ke mal dan ngobrol bersama teman- teman. Dan baru-baru ini, saya mulai sering bertwiter,”

Kemudian, bakat bermain Syamsir yang menonjol dalam Program SAD membuat dirinya diminati klub elit Uruguay, Atletico Penarol. Klub juara 5 kali Piala Libertadores ini pun pada tahun 2010 meminang Syamsir untuk kontrak selama setahun. Pengalaman bermain di negeri orang tentu saja menjadi kebanggaan dirinya. Apalagi ia bergabung dengan salah satu klub elit di Uruguay. Meski demikian, ia menilai sepakbola di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan. Menurutnya, beberapa fasilitas sepakbola di Indonesia lebih unggul dibandingkan Uruguay.

“Saya selalu bertanya-tanya dalam hati. Mengapa sepakbola Indonesia kerap tertinggal dibandingkan Uruguay yang hanya berpenduduk 3 juta jiwa. Padahal kalau melihat fasilitas stadion Indonesia  lebih unggul. Uruguay tidak terlalu bagus. Penarol saja masih menggunakan stadion utama Uruguay karena tak punya stadion. Tapi mereka (Penarol) mampu juara Piala Libertadores 5 kali. Dan Uruguay bisa masuk empat besar dunia. Saya rasa, Indonesia juga suatu saat akan bisa,” ujarnya.

Impian Syamsir
Di usianya yang masih belia, Syamsir pun berambisi akan terus berjuang dan berusaha untuk tetap dapat berkarier di luar negeri dan dapat menjadi kebanggaan Indonesia. Bahkan ia memimpikan dapat bermain di klub elit Inggris, Manchester United.

“Mungkin karena ada kesempatan, saya akan tetap berjuang meningkatkan kemampuan saya untuk tetap bermain di luar negeri. Karena kompetisi di luar negeri lebih tertata rapih. Dan keinginan saya, saya ingin suatu saat dapat bermain di Manchester United jika ada kesempatan. Tentu saja memerlukan kerja keras,” ujarnya.

“Tapi saya juga berharap dapat terus membela timnas Indonesia. Mudah-mudahan karir saya panjang di timnas. Ada rasa dan kebanggaan berbeda setiap mendapat penggilan timnas untuk membela negara,” ujarnya.

Pesan Syamsir untuk suporter timnas Indonesia,”Harapan saya, Indonesia tetap bersatu. Kita boleh kalah dalam pertandingan bola, tapi tidak boleh kalah bangga menjadi warga Indonesia,” tandasnya. (eh)

Arema Rela 'Peras Otak' Demi Timnas Indonesia
Andik Vermansah saat berseragam Selangor FA

Andik Vermansyah Absen di Seleksi Timnas Tahap Kedua

Seleksi Timnas tahap kedua bakal digelar pekan depan.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016