Pengamat: Eropa dan AS Krisis, RI Optimistis

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber :

VIVAnews - Krisis keuangan yang melanda Eropa dan Amerika Serikat diperkirakan masih sulit diatasi. Namun, Indonesia sebagai negara yang pernah diterpa krisis parah, dinilai sangat percaya diri.

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru

Sebab sejumlah industri raksasa Indonesia optimistis mampu menghadapi krisis. Bahkan, sejumlah sektor berani menetapkan pertumbuhan double digit kinerjanya.

President Director & CEO PT Bakrieland Development Tbk, Hiramsyah S Thaib, berpendapat, krisis Eropa dan AS saat ini tidak akan berdampak besar bagi ekonomi di Indonesia.

Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah

Untuk itu, ia mengatakan bahwa perseroan tetap berencana akan mengabungkan pembangunan properti dengan sarana infrastruktur, seperti jalan tol, dengan menggandeng rekanan bisnis yang strategis.

"Kita tahu, rumah bagi masyarakat di Indonesia telah menjadi kebutuhan pokok. Kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 700 ribu, namun kemampuan pemerintah dan swasta menyediakan rumah bagi masyarakat masih terbatas.

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses

Jadi, peluang bisnis masih ada dan tak perlu takut terkena krisis," ujarnya, di sela-sela talkshow Indonesia Economic & Business Outlook 2012, di Nusa Dua, Jumat.   

Hiramsyah menambahkan, pembangunan rumah bagi masyarakat di negeri ini setiap tahunnya 200 hingga 300 ribu unit, sedangkan permintaannya mencapai 700 ribu. 

Tentunya, kata dia, terjadi kekurangan sebesar 400 sampai 500 ribu unit rumah tiap tahunnya, dan itu merupakan peluang bagi Bakrieland untuk memenuhi kebutuhan tersebut. "Selain itu, berdasarkan catatan kami sampai sekarang di Indonesia, sebanyak 13 juta keluarga belum mempunyai rumah," Hiramsyah.   

Menurut Hiramsyah, melihat kondisi itu, pihaknya optimistis target pertumbuhan dua digit akan bisa dicapai. Apalagi, meskipun sedang terjadi krisis ekonomi global tapi daya beli masyarakat tetap baik akibat pendapatan yang cenderung naik. "Kondisi itu ditunjang pula oleh suku bunga perbankan yang luar biasa ringan. Saat ini, paling rendah adalah 7,5 persen," katanya.   

Ia memprediksikan, lima tahun ke depan bisnis properti akan meningkat drastis karena harga bangunan di Tanah Air masih tergolong cukup murah dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara. "Untuk itu, kami akan memanfaatkan peluang sebaik-sebaiknya dengan memilih lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan perumahan," ujar Hiramsyah.   

Bali sebagai destinasi pariwisata, menurut Hiramsyah, merupakan tempat yang sangat strategis bagi sektor properti. Ia pun berencana akan terus mengembangkan bisnisnya di Bali, karena Bali adalah destinasi terbaik untuk sektor pariwisata.

Beda Ekonomi RI-Eropa

Pengamat Perbankan, Aviliani, menyatakan bahwa ada perbedaan antara ekonomi Indonesia dengan Eropa dan Amerika. "Kondisi AS dan Eropa dengan Indonesia terbalik. Sebab, jumlah ekonomi menengah ke atas di Indonesia meningkat, di sana turun," ujarnya.

Sejumlah indikator ekonomi, Komisaris Bank Rakyat Indonesia itu menambahkan, inflasi, cadangan devisa Indonesia juga dalam kondisi sangat bagus.

Maka, Aviliani berpendapat, dalam kondisi sekarang ini sebaiknya pemerintah menurunkan suku bunga perbankan. "Memang, BI rate saat ini rendah, namun masih bisa ditekan lagi lebih rendah untuk menggerakan sektor riil," lanjut Aviliani.

Sementara itu, saat ini, suku bunga acuan BI rate bertangger di level 6,5 persen. "Jadi, BI rate harus turun hingga di level 5-5,5 persen," tutur Aviliani. (Laporan: Bobby Andalan, Bali)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya