- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews – Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, Lukman Hakim Saefuddin, mengatakan, meski PPP konsisten memperjuangkan angka ambang parlemen 2,5 persen dalam revisi Undang-Undang Pemilu, bukan berarti PPP takut gagal masuk parlemen pada Pemilu 2014.
“Tidak, kami bukan takut. Buat kami, tak masalah lima persen. Tetapi, kami harus mengakomodasi keragaman bangsa kita,” kata Lukman usai seminar bertajuk ‘Peran Stakeholder dalam rangka Meningkatkan Partisipasi Masyarakat pada Pemilu 2014’ di Hotel Haris, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu 16 November 2011.
Lukman enggan PPP dibandingkan dengan partai baru seperti Nasdem yang langsung berani mendukung ambang parlemen lima persen. Menurut dia, yang terpenting dalam sebuah proses demokrasi adalah penghargaan terhadap keragaman masyarakat.
“Jangan kemudian pemilu itu hanya mengakomodasi yang besar-besar saja, karena kita ini plural. Jadi keragaman juga harus diakomodasi,” ujar Lukman.
PPP bersama partai-partai menengah lainnya seperi PKS, PAN, PKB, Gerindra, dan Hanura dikabarkan akan membentuk sebuah poros untuk melawan hegemoni partai-partai besar yang mengusulkan ambang parlemen di atas tiga persen. Mereka beralasan, tingginya ambang parlemen berpotensi menghilangkan suara-suara yang diperoleh oleh partai-partai yang tidak lolos ke Dewan Perwakilan Rakyat.
Semakin tinggi ambang parlemen, maka potensi partai-partai untuk lolos ke DPR memang semakin sulit. Karena itu, mereka harus menghimpun perolehan suara nasional yang lebih tinggi. Angka ambang parlemen pada Pemilu 2009 adalah 2,5 persen, dan menghasilkan sembilan partai politik yang lolos ke DPR. Bila angka itu dinaikkan, jumlah partai yang lolos ke DPR kemungkinan akan berkurang. (art)