Alasan Pasar, GM Pilih Indonesia

Kantor General Motors
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Raksasa Otomotif asal Amerika Serikat, General Motors (GM) memutuskan untuk mendirikan pabrik yang berlokasi di Indonesia. Alasan GM memilih Indonesia dibanding negara-negara ASEAN lainnya termasuk Thailand dan Malaysia adalah karena pasar Indonesia yang besar.

"Pasar Indonesia besar, kami fokus ke domestik dulu," kata Presiden Direktur PT General Motor Indonesia Marcos A Purty pada perayaan 100 tahun Chevrolet sekaligus peluncuran All New Captiva 2.0L AT FL-FWD, di Kota Industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat, Rabu, 16 November 2011.

Kemudian, Marcos menuturkan bahwa pabrik GM di ASEAN terdapat di tiga negara yaitu Thailand, Vietnam, dan Indonesia. "ASEAN ada di Thailand, Vietnam, dan Indonesia, tapi lebih banyak yang produksi di Indonesia dan Thailand," ungkapnya. "Sedangkan di Malaysia tidak ada pabriknya."

Pabrik-pabrik GM yang ada di tiga negara ASEAN itu tidak bisa dibandingkan pabrik yang lebih baik dan tidak. Ini terjadi karena antara pabrik di negara-negara itu memproduksi mobil dengan tipe yang berbeda.

"(Pabrik) Indonesia untuk produksi SUV berkapasitas tujuh orang, kalau di Thailand beda, juga di Vietnam, tidak bisa dibandingkan seperti apple to apple begitu," kata dia. "Kalau di Indonesia kita menjual lebih efisien, karena pasar domestiknya besar."

Namun, Marcos menegaskan pihaknya tidak menganaktirikan negara-negara tertentu misalnya Malaysia. Meskipun tidak ada pabrik yang dibangun di Malaysia, Marcos tetap optimis pasokan mobil Chevrolet dapat dipenuhi dari ketiga negara itu untuk negara-negara ASEAN termasuk Malaysia.

"Kami tidak membeda-bedakan negara itu, semua negara itu sebagai tujuan penjualan kami," kata Marcos.

Marcos menuturkan, prestasi penjualan Chevrolet di seluruh dunia pada semester pertama di 2011 telah mencapai 2,3 juta unit. "Artinya setiap 6,6 detik, satu kendaraan Chevrolet terjual di dunia, termasuk di ASEAN," ungkapnya.

Sebelumnya, pembangunan pabrik oleh GM di Bekasi, Jawa Barat, itu untuk memproduksi mobil SUV Chevrolet dengan nilai investasi US$150 juta atau setara Rp1,35 triliun (kurs Rp9.000 per dolar AS).

Marcos menuturkan, pembangunan pabrik di Bekasi itu sudah dilakukan pemasangan tiang pancang (ground breaking) pada Jumat, 11 November 2011. "Tipe pabrik yang akan dibangun nantinya full assembly plan. Kendaraan yang akan diproduksi yaitu mobil dengan tujuh penumpang," ungkapnya.

Kapasitas produksi pabrik itu, jika sudah mulai beroperasi pada 2013 mencapai 40 ribu unit per tahun. Nantinya,  seluruh komponen akan disuplai dari Indonesia. Hanya sebagian yang akan diimpor, khususnya bagi komponen yang memang tidak bisa diproduksi di Indonesia.

Sementara itu, GM Indonesia mencatat kenaikan angka penjualan lebih dari 7 persen sepanjang Januari hingga September, dengan angka 3.686 unit. Chevrolet Captiva dan Chevrolet Lova menjadi andalan penjualan di periode itu.

Chevrolet Captiva menyumbang 49 persen dengan jumlah 1.813 unit sementara Lova menyumbang 29 persen (1.082 unit), dan selebihnya diisi Chevrolet Spark, Chevrolet Aveo, dan Chevrolet Cruze.

Chevrolet Captiva berhasil menjadi andalan Sport Utility Vehicle (SUV) setelah diluncurkan pada 2007 dan disusul dengan beberapa varian terbaru New Captiva, baik berbahan bakar bensin maupun diesel.

Sedangkan Chevrolet Lova telah  menjadi armada andalan beberapa perusahaan taksi di Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Denpasar, dan beberapa kota besar lain di Indonesia.

Babe Cabita Meninggal Dunia, Vino G Bastian Kehilangan Teman Motoran Bareng
Peta perbatasan Israel-Mesir

Diam-diam Ternyata Israel Terima Sumbangan yang Sangat Besar, Ini Dia Sumbernya

Kementerian Urusan Diaspora Israel mencatat kontribusi ke Israel sebesar US$1,4 miliar sejak 7 Oktober 2023, bertepatan dengan ketegangan dengan Hamas.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024