JK Ajak Manfaatkan Krisis Eropa

Vote Komodo, Duta Besar Pulau Komodo Jusuf Kalla
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVAnews - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai krisis ekonomi yang menimpa Eropa dan Amerika Serikat, jika dimanfaatkan secara benar dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar satu persen dari target yang ada.

"Banyak uang yang beredar di dunia, karena tidak mau memberikan pinjaman ke Eropa dan AS, akhirnya lari ke negara yang stabil, termasuk Asia Tenggara," kata Jusuf Kalla di Jakarta, Rabu 16 November 2011.

Menurut JK, Indonesia dapat memanfaatkan uang murah tersebut untuk membangun infrastruktur. "Berinvestasilah pada saat susah, karena kita mendapatkan uang murah dan segala macam harga turun, seperti mesin-mesin yang dibutuhkan untuk pembangunan," katanya.

Tentunya, kata JK, jika infrastruktur Indonesia mulai dibangun saat ini dengan menggunakan modal asing, saat ekonomi-ekonomi Eropa dan Amerika membaik dalam lima tahun yang akan datang, infrastruktur Indonesia telah siap.

Jika Indonesia tidak berbuat sesuatu untuk mengantisipasi krisis ekonomi Eropa dan AS, JK memperkirakan akan terjadi penurunan ekonomi sebanyak 1,5 persen. Hal itu disebabkan ekspor China ke Eropa dan AS dipastikan akan turun dan berdampak juga kepada ekspor Indonesia ke China.

Tantangannya, menurutnya, Indonesia mesti mewaspadai China. China juga saat ini kesulitan untuk mengembangkan ekspornya, sehingga negara itu akan menurunkan harga produknya untuk menggenjot ekspor. "Tantangannya itu dari China, karena China juga kesulitan. Kalau kita tepat dalam membangun kita akan menang," katanya.

Di tempat yang sama, Ekonom Universitas Gajah Mada, Anggito Abimanyu menilai Indonesia mendapatkan rezeki dari krisis Eropa dan Amerika Serikat karena investor asing melirik ke Indonesia. "Banyak sekali permintaan untuk membeli investasi di Indonesia," ujarnya.

Namun, kata dia, kebanyakan arus modal tersebut masuk ke pasar modal dan obligasi sehingga tidak akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi, kecuali uangnya dialihkan ke sektor riil. "Kalau di pasar modal dan pasar uang akan menjadi bubble, ketinggian nilainya," ujar Anggito.

Anggito menambahkan, jika dimasukkan ke sektor riil dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu, sebaiknya perusahaan BUMN dan swasta melakukan penawaran saham perdana (initial public offer/IPO) untuk ekspansi usaha perseroan tersebut atau membangun infrastructure fund untuk memperbaiki infrastruktur Indonesia.

"Jangan sampai uang itu masuk di pasar uang dan modal, namun tidak berdampak di sektor riil. Tahun ini kita bisa menerima arus modal hingga US$25 miliar dan devisa kita US$130 miliar. Itu sangat besar, tapi digunakan hanya untuk stabilisasi bukan untuk sektor riil, sehingga kita kehilangan kesempatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi lebih dari sekarang," tuturnya. (eh)

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas
Presiden Jokowi Buka Puasa Bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju

Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengadakan buka puasa bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2024. Tampak, Wakil Presiden Mar

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024