Keputusan KPPU Tentukan Nasib Operator

Ilustrasi menara BTS.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad Firman

VIVAnews - Layanan data wireless dipastikan akan menjadi primadona di industri selular pada tahun 2012 mendatang. Di tengah turunnya pendapatan dari SMS dan voice, layanan data akan menjadi revenue generator yang signifikan bagi operator.

Asmiati Rasyid, Direktur Center of Indonesia Telecommunication Regulation Studies memperkirakan, keuntungan dari sektor data akan mencapai sekitar Rp400 triliun. “Prediksi itu adalah prediksi moderat,” ucap Asmiati di Jakarta, 16 November 2011.
 
Namun demikian, lanjut Asimati, untuk menghadirkan layanan data berkualitas, operator terhadang oleh keterbatasan spektrum frekuensi karena okupansi jaringan telekomunikasi sudah mendekati puncaknya. Kisruh ini, kata Asmiati, diperparah dengan polemik perebutan frekuensi 3G antara Telkomsel dengan Axis yang sudah masuk ke ranah KPPU.

“Keputusan KPPU akan berdampak terhadap eksistensi sebuah operator, baik Telkomsel atau operator lainnya,” kata Asmiati. “Jika dimenangkan atau dinyatakan tidak ada monopoli, maka keputusan ini akan mendorong percepatan Telkomsel untuk memenangkan persaingan di era data,” ucapnya.

Sebaliknya, Asmiati menyebutkan, jika keputusan KPPU menyorot bahwa pembagian kanal harus dibagi rata atas asas persamaan hak, maka hal ini akan berakibat fatal bagi kelangsungan bisnis data operator tersebut. “Dengan pelanggan lebih dari 105 juta, konektivitas dan bandwith akan sesak. Otomatis, akan tidak nyaman menggunakan layanan Telkomsel,” ucapnya.
 
“Sebagai perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki negara, Telkomsel punya kesempatan untuk memenangkan pertarungan, tidak pindah frekuensi, justru sebaliknya mendapatkan tambahan blok (di 4, 5,  dan 6),” ungkap Asmiati.
 
Polemik ini menjadi sorotan publik karena menyangkut berbagai kepentingan. Di satu sisi, Telkomsel sebagai operator milik bangsa Indonesia dengan 105 juta pelanggan sudah sangat padat dalam mengatur arus lalu lintas data. Di sisi lain, Axis  ngotot meminta blok 4 yang kini dipakai Telkomsel.
 
“Ada dua kepentingan yang mencolok, antara kepentingan bisnis asing dalam hal ini Axis dan Tri, serta kepentingan nasional dalam hal ini Telkomsel,” kata Asmiati.

Viral Penampakan Minimarket Warung Madura: Tutup Kalau Sudah Kiamat

“Telkomsel memiliki komitmen dalam upaya membangun NKRI dengan teknologi selular, seharusnya mendapat proteksi dalam upaya mendapatkan penambahan frekuensi tanpa harus melalui proses lelang/tender,” ucapnya.
 
Namun, kata Asmiati, berkedok pada Kepmen No. 268/2009 yang menyatakan pemerintah memberikan semua operator tambahan spektrum kedua yang dicadangkan, Axis menggiring opini bahwa Telkomsel menjadi sandungan dalam upaya penataan frekwensi ini.
 
Lebih lanjut Asmiati mengatakan, berbekal Kepmen tersebut, diduga ada kepentingan asing yang sangat besar untuk mengikis eksistensi perusahaan nasional dengan berbagai cara. “Salah satunya merebut blok 4. Dengan begitu, akan berimbas pada eksistensi jaringan dan layanan Telkomsel,” ucapnya.
 
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan terciptanya persaingan yang sehat, Asmiaty menilai, pemerintah perlu membuat kebijakan yang memihak terhadap eksistensi operator nasional dan dukungan parlemen dalam mengawal penataan spektrum yang lebih transparan dan memihak  kepentingan nasional. (umi)

Ilustrasi meninggal dunia.

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal di Dunia

Berbagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap durasi hidup seseorang, termasuk gaya hidup, faktor genetik, risiko kesehatan, dan faktor lain. Ini negara kematian tinggi

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024