- REUTERS/ Shannon Stapleton
VIVAnews - Demonstran Occupy Wall Street yang terus menjalankan aksinya tetap berencana menduduki bursa utama Amerika Serikat, Wall Street pada Kamis, 17 November 2011, waktu setempat.
Untuk menyukseskan pendudukan tersebut, para demonstran berniat memblokade setiap akses masuk para pegawai di sentral keuangan AS tersebut.
"Akan ada aksi juga di 100 negara lainnya di dunia," kata Juru Bicara Occupy Wall Street, Ed Needham seperti dikutip Reuters, Kamis, 17 November 2011.
Aksi massa yang dilakukan Occupy Wall Street pada Kamis ini, diharapkan bisa menjadi momentum kembalinya gerakan masyarakat melawan ketidakadilan ekonomi setelah aparat kepolisian mengusir mereka dari markas utamanya, di taman kota.
Dalam gerakan yang sudah berlangsung selama dua bulan ini, tak lebih dari ratusan orang telah ikut bergabung. Bahkan pada aksi pendudukkan Wall Street hari ini, organisasi massa ini berharap bisa mengerahkan ribuan orang untuk berkumpul di Wall Street pada pukul 7 pagi waktu setempat.
Massa tersebut diharapkan bisa membantu menghentikan para pegawai yang berusaha masuk kerja ke sentral industri keuangan AS tersebut.
Occupy Wall Street pada hari ini, berencana menghentikan perdagangan bursa saham di New York Stock Exchange (NYSE) yang dinilai sebagi jantung kapitalisme AS. Namun, aksi massa itu sepertinya akan berhadapan dengan aparat keamanan yang menjaga ketat dan tampaknya akan berupaya menahan mereka mendekati Wall Street.
Otoritas keamanan telah mempersiapkan segala kemungkinan termasuk mengantisipasi arus massa yang diperkirakan mencapai puluhan ribu orang. "Kami menganggap ini hal yang serius," kata Wakil Walikota New York, Howard Wolfson. (umi)