- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Usai menggagas pembangunan BUMN Tower sebagai gedung tertinggi di Indonesia, kini Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengungkapkan rencana pembangunan Menara Kebanggaan Indonesia dengan tinggi mencapai 100 lantai.
Pembangunan menara itu rencananya akan berada di kawasan pusat bisnis Sudirman atau Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta dengan luas areal mencapai satu hektare. Saat ini, rencana tersebut masih dalam kajian Kementerian Keuangan.
"Nanti tergantung penilaian Kemenkeu apakah diberikan kepada PT Adhi Karya Tbk sebagai penyertaan modal negara untuk membangun menara tersebut, sehingga menaikkan equity," kata Deputi Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, Sumaryanto Widiyatin di Jakarta, Jumat, 18 November 2011.
Sumaryanto menjelaskan, pembangunan menara tersebut berada di tanah non produktif milik negara. Selain diberikan ke Adhi Karya, dia melanjutkan, proyek pembangunan Menara Kebanggaan Indonesia itu bisa melalui proses transparasi dengan ditawarkan ke pihak swasta.
Namun, Kementerian BUMN sebagai pembina perusahaan karya milik negara berharap agar proyek tersebut bisa diberikan ke perusahaan pemerintah.
"Saya sebagai pembina infrastruktur dan logistik lebih memilih BUMN agar terjangkau, karena swasta ini beberapa kali licin kalau dalam perjanjian-perjanjian. Akhirnya terdilusi dan kami tidak mempunyai apa-apa seperti Hotel Borobudur," paparnya.
Sumaryanto menegaskan bahwa pembangunan Menara Kebanggaan Indonesia itu berbeda dengan rencana pembangunan Menara BUMN yang pernah digagas kementerian sebelumnya. "Kalau Menara BUMN itu lokasinya bisa di mana saja," katanya.
Seperti diketahui, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan rencana Adhi Karya membangun Menara Kebanggaan Indonesia setinggi 100 lantai. Untuk membangun gedung tersebut, perusahaan akan mulai mengkajinya setelah proses penerbitan saham baru (rights issue) pada semester-I 2012.
Sebelumnya, Kementerian BUMN juga pernah melemparkan wacana pembangunan Menara BUMN. Bahkan, pemerintah telah menyiapkan empat lokasi yang dianggap cocok untuk pembangunan gedung yang akan menyatukan seluruh BUMN tersebut.
Selain kawasan Pancoran di lahan milik PT Rajawali Nusantara Indonesia, tiga lokasi alternatif untuk rencana pembangunan Menara BUMN adalah bekas lapangan udara Kemayoran, kawasan Gedung Artha Loka, serta Patra Jasa milik PT Pertamina.
Bahkan, sejumlah perusahaan swasta mengaku tertarik dengan rencana Kementerian BUMN membangun Menara BUMN tersebut. Penguasa properti Indonesia, Ciputra, bahkan berharap gedung ini akan melampaui pencapaian menara Petronas di Malaysia. (art)
