Penonton Indonesia Belum Sepenuhnya Dewasa

Penonton di Venue Tenis SEA Games XXVI
Sumber :
  • VIVAnews/Haryanto Wibowo

VIVAnews - Penonton atau suporter memang suatu yang penting dalam sebuah pertandingan olahraga. Namun, sayangnya belum sepenuhnya penonton atau suporter Indonesia dewasa dan mengerti peraturan pertandingan.

Hal itu bisa dilihat pada sejumlah venue pertandingan SEA Games XXVI di Jakabaring Sports City, Palembang. Masih banyak suporter atau penonton Indonesia yang tidak mematuhi peraturan di dalam stadion.

Sebagai contoh saat pertandingan cabang renang. Masih banyak penonton yang berteriak dan membunyi-bunyikan alat dukungan ketika perenang saat ingin melakukan start. Jelas kondisi tersebut membuat konsentrasi perenang terganggu dan start harus tertunda beberapa kali.

Di cabang angkat besi para penonton juga belum sepenuhnya mengerti peraturan. Ketika lifter mau melakukan angkat beban, masih banyak penonton yang bersuara hingga bisa mengganggu konsentrasi.

Peristiwa serupa sering terjadi di cabang tenis. Terakhir pada semifinal putra antara petenis Indonesia, Christhoper Rungkat melawan Cecil Mamiit, Sabtu, 19 November 2011, penonton sering tidak bisa diam ketika petenis melakukan servis.

Padahal di luar Stadion Tenis Bukit Asam Jakabaring, sudah ada pengumuman mengenai tata cara penonton di dalam stadion. Namun, masih banyak penonton yang tidak bisa tenang atau lalu lalang ketika pertandingan masih berjalan. Peringatan wasit pun tidak digubris.

Meski begitu, petenis putra Indonesia, Christhoper Rungkat, tidak merasa terganggu dengan tindakan penonton tersebut.

"Kehadiran penonton bukanlah tekanan bagi saya. Saya justru salah satu pemain yang suka jika ditonton oleh banyak orang. Kehadiran mereka menjadi dorongan motivasi bagi saya," ujar Christo usai mengalahkan Mamiit.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024