- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyebutkan sistem infrastruktur transportasi di Indonesia membutuhkan aksi komprehensif. OECD mengakui, dalam lima tahun terakhir beberapa infrastruktur di Indonesia telah terwujud, namun masih banyak pekerjaan rumah yang dilakukan.
Dalam laporannya, OECD menyebutkan beberapa proyek yang terwujud seperti pengembangan bandar udara Hasanuddin di Makassar, pembangunan jembatan Suramadu, dan pengembangan 11 terminal kontainer pada pelabuhan.
Namun, hal itu tidak menghapus tantangan yang dihadapi sektor ini, yang memerlukan aksi penanganan menyeluruh. Hal itu untuk menghilangkan hambatan seperti pembiayaan infrastruktur, partisipasi swasta yang terbatas, pembebasan lahan, dan koordinasi dengan pemerintah daerah harus ditingkatkan.
Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan, untuk meningkatkan ekonomi dengan memanfaatkan potensi pasar dalam negeri bukanlah perkara mudah. Sektor perdagangan Indonesia masih terhambat beberapa kendala seperti infrastruktur dan kualitas sumber daya manusia.
"Faktor inklusivitas dari pola dan model pembangunan penting diperhatikan agar seluruh masyarakat bisa dapat menikmati hasilnya. Tidak bisa dinikmati oleh sekelompok saja," ujarnya. (art)