- Antara
VIVAnews- Porsi kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) semakin menurun. Hal ini yang menyebabkan nilai tukar rupiah tidak terlalu bergejolak.
Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan saat ini porsi kepemilikan SBN sebesar 29,3 persen per 25 November 2011. Sebelumnya porsi asing mencapai 35 persen. Ia menilai porsi kepemilikan asing di SBN sebesar 35 persen justru cenderung menimbulkan tekanan. "Tapi kini dengan berkurang porsi SBN menjadi 29,3 persen akan mengarah kepada rasio yang lebih sehat," ujarnya di BI, Selasa 29 November 2011.
Ia mengatakan volatilitas yang terjadi ini karena pengaruh kondisi perekonomian global yang masih bergejolak. Sementara tekanan juga di rasakan hampir di seluruh negara kawasan, "Jadi para investor memang cenderung menjual SBN atau tidak memperpanjang SBI yang sudah jatuh tempo,” ujarnya.
Secara nominal, kepemilikan asing di SBN per Oktober sebesar Rp219,8 triliun dan turun menjadi Rp219,4 triliun per 25 November 2011. Sementara kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) juga turun, yaitu dari Rp30,9 triliun pada Oktober menjadi Rp21,9 triliun per 25 November 2011.
Menurutnya investor asing masih berpotensi untuk menjual kepemilikannya baik di SBN maupun SBI yang jatuh tempo. BI, lanjutnya berkomitmen untuk menstabiliasasi di pasar valas dan nilai tukar terus dilakukan. "BI mengintervensi pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar," tuturnya.