BI: Bank Sentral di Asia Belum Perlu Bersatu

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVAnews- Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman Hadad menilai bank sentral di Asia tak perlu menggabungkan diri seperti yang dilakukan enam bank sentral di dunia yang bersatu membantu bank di Eropa.

"Bank Sentral di Asia belum perlu menggabungkan diri untuk mengantisipasi meluasnya krisis itu. Kami mengamankan diri saja dulu," ujar Muliaman Hada di sela Bank Indonesia-World Bank Joint International Conference dengan tema "Dealing with the Challenges of Macro Financial Linkages in Emerging Markets", di Nusa Dua, Bali, Kamis 1 Desember 2011.

Menurutnya kesepakatan enam bank sentral yang bersatu itu dikarenakan mereka menghadapi persoalan krisis Eropa. Sementara negara Asia akan terkena imbasnya. Imbas itu terdiri dari dua hal yaitu capital inflow dan jalur perdagangan. "Itu saja yang perlu kami antisipasi," tambahnya.

Seperti diketahui enam bank sentral dunia bergerak bersama untuk membantu likuiditas bagi bank-bank Eropa dengan menyediakan pembiayaan dolar AS yang lebih murah.

Keenam bank tersebut adalah The US Federal Reserves, European Central Bank, serta bank-bank sentral di Kanada, Inggris, Jepang, dan Swiss. Bank sentral tersebut sepakat untuk menurunkan biaya penukaran dolar AS sebesar 50 basis poin mulai 5 Desember mendatang. Serta kesepakatan untuk melakukan perjanjian bilateral guna menyediakan likuiditas dengan mata uang lainnya (Laporan: Bobby Andalan | Bali) (adi)

Apindo Sebut Keputusan MK Beri Kepastian Investasi dan Ekonomi
Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Presiden PKS: Kami Belum Dapat Pasangan Ajukan Hak Angket

Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, mengatakan PKS siap dan akan ikut apabila Hak Angket DPR RI diusulkan terkait pelaksanaan Pemilu 2024. Sampai sekarang PKS belum dapat teman.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024