Saling Ejek Picu Bentrok Mahasiswa Papua

Kerusuhan pacsa Kongres Rakyat Papua III
Sumber :
  • REUTERS/ Stringer

VIVAnews - Ketegangan di Papua tak kian mengendur menyusul aksi kekerasan yang silih berganti. Bentrokan antar mahasiswa yang terjadi semalam menambah panjang daftar kekacauan di Negeri Cenderawasih itu. 

PAN ke PPP: Akui Dulu Prabowo-Gibran Menang Pilpres Jika Mau Gabung Koalisi

Pukul 21.00 WIT, sekelompok mahasiswa di Amban, Manokwari, memicu aksi kekerasan. Namun, aparat kepolisian setempat mampu melerai dan menangkap beberapa pelaku.

Bentrok dipicu oleh aksi saling ejek antar kedua pihak. Seorang mahasiswa menjadi korban pemukulan oleh sekelompok mahasiswa lain. Tak terima, korban lantas mengadu kepada rekan-rekannya. Emosi mereka pun tak terbendung. Penyerangan lantas disiapkan.

Proyek Pengolahan Sampah Jadi Energi di Bekasi Terancam Gagal Karena Tata Kelola Buruk

Saat penyerangan, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian menghindar. Mereka menutup pintu rapat-rapat dan takut keluar rumah. Itu tak lain karena massa yang beringas membawa senjata tajam dan benda keras lain. Mereka berteriak-teriak, menuntut pelaku pemukulan keluar dari persembunyian.

Namun,  mereka tak mendapatkan satu mahasiswa pun yang diduga pelaku pemukulan. Kesal, massa yang kembali dengan tangan hampa itu pun kemudian memalang Jalan Yani, ruas Jalan Gunung Salju, di daerah mereka sendiri, dengan kursi dan kayu. Akibatnya, sejumlah kendaraan tidak bisa melintas, dan memilih  berbalik arah.

Prediksi Liga Europa: Atalanta vs Liverpool

Polisi dengan mobil patroli pun tiba di lokasi. Namun, karena melihat ratusan massa, mereka pun balik kanan.

Jimmy Prawar, salah satu saksi mata di Amban, menyesalkan  tindakan para mahasiswa. Pun, lambannya upaya polisi membuka penghalang jalan.

"Negosiasi dilakukan oleh sejumlah aparat sekitar dua jam lamanya. Namun, upaya itu menemui jalan buntu. Massa tetap berkeras [melanjutkan blokade]. Mereka menuntut polisi segera menangkap pelaku pemukulan," tegasnya. 

Upaya negosiasi berakhir sekitar pukul 00.00 WIT. Emosi masa mencair setelah tokoh masyarakat Arfak, Daud Indouw, bersama Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Manokwari, Kom. Pol. Mughoni, datang ke lokasi pemalangan dan membereskannya.  

Menurut saksi lain, Daud Indouw, persoalan ini sudah berulang tiga kali. 

Laporan: Banjir Ambarita | Papua

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya