Marzuki: Finger Print Tak Habiskan Dana Rp4 M

Sidang Paripurna DPR
Sumber :
  • Vivanews.com/Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews – Ketua DPR Marzuki Alie menegaskan, pengadaan perangkat absensi sidik jari atau finger print di Gedung DPR tak sampai menghabiskan dana Rp4 miliar seperti yang diberitakan selama ini.

“Pengadaan itu soal Sekretariat Jenderal DPR. Tapi kalau mahal, kami protes. Jadi, begitu saya (diberitahu) dapat angka Rp4 miliar, saya protes. Sekjen nggak betul. Hitungan saya nggak lebih dari Rp500 juta. Saya dulu orang IT (Information Technology), saya tahu persis,” kata Marzuki di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu 7 Desember 2011.

Oleh karena itu, lanjut Marzuki, dirinya meminta Sekjen DPR Nining Indra Saleh untuk menghubungi perusahaan penyedia alat finger print yang mematok harga lebih rasional. “Perusahaan ini (yang direkomendasikan Marzuki) sebagai produsen, barangnya pabrikan dan sudah ekspor. Nanti kita lihat siapa saja yang jadi supplier-nya,” ujar Marzuki lagi.

Politisi Demokrat ini menyatakan, perusahaan tersebut tidak memiliki kaitan dengan dirinya, meski ia merekomendasikan produknya kepada Sekjen DPR. “Supaya clear, ini nggak ada kaitannya dengan Marzuki Alie. Jangan nanti dibilang Ketua DPR mengusulkan temannya ikut tender. Itu salah,” tegas dia.

Marzuki menjelaskan, ia merekomendasikan perusahaan tersebut semata-mata karena tidak sepakat dengan harga finger print usulan Setjen DPR yang menurutnya terlalu mahal. “Meski bukan urusan kami (pimpinan DPR), saya tidak happy karena harganya mahal. Sekjen kan bertanggung jawab pada pimpinan secara struktural, jadi wajib kami tegur walaupun kuasa pengguna anggaran ada di tangan Ibu Sekjen,” tutur Marzuki.

Lebih lanjut, Marzuki memaparkan, setelah dicek, model finger print yang canggih seharga Rp1,4 miliar pun, sebenarnya masih bisa didiskon sampai 30 persen. “Jadi saya mengawal supaya pengadaan ini efisien dan tidak main-main dengan tender,” kata dia. Nantinya, imbuh Marzuki, ada 18 finger print yang akan dipasang di seluruh Gedung DPR.

Penjelasan Sekjen DPR

Sekjen DPR Nining Indra Saleh beberapa waktu lalu sempat memberikan keterangan soal pengadaan absensi finger print DPR yang diprediksi bisa mencapai Rp4 miliar. “Memang ada berbagai model alat absen elektronik. Ada absensi lima jari, satu jari, pakai kartu, dengan mata, combine finger card, dan kamera untuk merekam,” kata Nining.

Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi Setjen DPR, Sumirat, menambahkan bahwa anggaran untuk membeli absensi elektronik tersebut bervariasi sesuai spesifikasi dan kecanggihannya. Menurut Sumirat, harga finger print yang paling canggih bisa mencapai Rp4miliar.

“Angka Rp4miliar itu untuk salah satu varian. Kalau hanya finger print, saya siapkan Rp20juta, satu set sudah dapat. Kalau yang lengkap dengan sistem terintregasi dilengkapi visitor management, rata-rata selisihnya Rp20 juta-an,” papar Sumirat.

Ia menjelaskan, kecanggihan finger print seharga Rp4miliar tersebut tidak hanya untuk menyimpan data sidik jari anggota DPR dan untuk mengakses ruangan. “Dilengkapi dengan parabol CCTV, server, monitor, sistem kartu yang dilengkapi PIN. Intinya, finger print itu komplit sekali,” kata Sumirat. (eh)

Saham Berdividen, Pilihan Terbaik untuk Investor Konservatif
Ilustrasi Gedung KPK.

KPK Ungkap Masih Ada 6 Menteri dan 3 Wakil Menteri Jokowi Belum Lapor LHKPN

KPK mengingatkan tingaal tiga hari lagi tenggat waktu bagi pejabat negara, termasuk menteri untuk melaporkan LHKPN.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024