- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - PT Pertamina (Persero) menjamin pihaknya akan tetap menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kendati kuota dalam APBN-P 2011 sejumlah 40,49 juta kiloliter diperkirakan habis pada pekan III Desember 2011. Saat ini, perusahaan minyak milik negara tersebut tinggal menunggu kepastian tambahan kuota dari BPH Migas.
"Untuk kebutuhan riil kami akan tetap menyalurkan. Tidak mungkin kami stop karena kalau distop nanti perekonomian Indonesia bisa kolaps," kata Wakil Presiden Komunikasi Korporat Pertamina Mochamad Harun di Jakarta, Jumat, 9 Desember 2011.
Harun menjelaskan walaupun kuota telah terlampaui Pertamina tetap menjaga stok BBM bersubsidi selama 20 hingga 22 hari atau setara 4 juta kiloliter. Stok BBM tersebut terdiri dari premium 1,3 juta kiloliter, solar 1,3 juta kiloliter, dan kerosin 1,4 juta kiloliter.
Pertamina, lanjut Harun, saat ini menunggu keputusan BPH Migas terkait penambahan kuota BBM bersubsidi yang akan diajukan ke DPR. Pertamina sendiri memperkirakan kebutuhan tambahan BBM bersubsidi sebanyak 1,5-1,8 juta kiloliter sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat.
Selama ini Pertamina selalu menyalurkan dan mencatat setiap distribusi BBM bersubsidi yang telah disalurkan, walaupun telah melampaui kuota yang ditetapkan. Hasil pencatatan tersebut selanjutnya dilaporkan ke BPH Migas.
"Jadi, semangatnya kami mencari solusi saat kuota habis, masyarakat tidak kehabisan BBM bersubsidi. Kami cuma ingin supaya kuota BBM bersubsidi tidak terlampui terlalu jauh," katanya.
Soal kerugian akibat penyaluran BBM bersubsidi yang melebihi kuota tersebut, Pertamina mengatakan sedang menunggu hasil audit BPH Migas. Pembayaran BBM bersubsidi itu 90 persen dibayar di awal dan 10 persen sisanya ditahan hingga audit selesai. (kd)