- Andika Wahyu
VIVAnews - Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk, Gatot M Suwondo, mengatakan perbankan Indonesia jauh lebih siap menghadapi ancaman krisis global pada 2012. Apalagi, pertumbuhan ekonomi masih memberikan sinyal positif.
"Perbankan Indonesia juga akan jadi faktor pendorong, di mana bank akan selalu mengikuti bisnis sektor riil,” ujar Gatot di Jakarta, Senin, 12 Desember 2011.
Gatot yang juga ketua Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara) ini menambahkan, dari sisi return on asset (ROA), pertumbuhan perbankan Indonesia masih cukup tinggi yakni sekitar 3,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya hanya sekitar 2,9 persen. Sementara itu, total modal bank sebesar Rp393,8 triliun atau naik 30 persen dari Rp301,3 triliun pada tahun sebelumnya.
Dari sisi kredit, pertumbuhan masih didominasi kredit investasi sebesar 3,1 persen dan kredit modal kerja mencapai 24 persen. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) saat ini berada di level 2,67 persen jika dibandingkan tahun lalu 2,9 persen.
Bank akan mampu menghadapi krisis ekonomi global seiring ekonomi Indonesia yang masih tumbuh. Hingga akhir 2011, pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5 persen. Sementara itu, untuk tahun depan, BNI memperkirakan Indonesia masih tumbuh 6,4-6,7 persen. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan didukung oleh faktor domestik," ujarnya. (art)