- hot-screensaver.com
VIVAnews - Perusahaan bisnis waralaba asal Amerika Serikat, Johnny Rockets, menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan PT Riyanti Investama International yang merupakan unit bisnis dari Sahid Group untuk membawa merek restoran AS ke Indonesia.
"Kami melihat bisnis franchise di Indonesia merupakan hal yang penting, karena saya melihat restoran ini punya keunikan dari sisi lifestyle dan kuliner seperti cheese steak serta milk shake yang paling lezat di dunia," kata Vice President PT Riyanti Investama International, SB Wiryanti Sukamdani, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin 12 Desember 2011.
Wiryanti mengungkapkan, pada tahun pertama, pihaknya berencana untuk membuka lima restoran yang diprioritaskan di daerah Jakarta dan Bali. Dari target tersebut, sebanyak dua outlet akan dibuka tahun ini dan sisanya sebanyak tiga unit akan dibuka pada 2012.
"Bulan April nanti kami berencana membuka outlet di Bali dan September di Jakarta, untuk satu outlet kami berinvestasi sebesar Rp3 miliar sampai Rp4 miliar," ujarnya.
Sementara itu, Vice President of Strategic Initiative and Industry Relations International Franchising Association, Beth Solomon, mengatakan Indonesia merupakan mitra untuk bisnis franchise dan hal itu menjadi suatu hal yang menyenangkan.
"Kami percaya win-win partnership di Indonesia. Di satu sisi, bisnis franchise di Indonesia dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan," ujarnya.
Beth optimistis, pertumbuhan pasar franchise ke depan akan terus bertumbuh dengan pesat. Apalagi, pertumbuhan bisnis ini senantiasa meningkat setiap tahunnya.
Sebelumnya, pemerintah AS lewat Misi Perdagangan Franchise Times/International Franchise Association/US Commercial Service Trade Mission bakal membawa 12 perusahaan waralaba yang mewakili 16 merek waralaba ke Indonesia. Misi dagang waralaba AS ini akan berada di Jakarta pada 12-13 Desember 2011. (art)
Kronologi Penganiayaan Siswa SMPN 55 Barombong dan Penangkapan 4 Pelaku
Motif dari perbuatan ini adalah balas dendam karena salah satu pelaku diduga sering menjadi korban penindasan oleh korban, yang kemudian dilaporkan kepada teman-temannya.
