Adang: Peran Nunun Adalah Kurir, Tukang Pos

Adang Daradjatun Gelar Jumpa Pers di Kediamannya
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Adang Daradjatun buka suara terkait penangkapan istrinya, Nunun Nurbaetie oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi. Menurut Adang, peran istrinya bukanlah sebagai motivator dalam kasus suap yang dituduhkan.

"Bahwa status Ibu sama dengan Arie Malangjudo. Kalau istilahnya adalah kurir, tukang pos," kata Adang dalam keterangan pers itu yang digelar di kediamannya, Jalan Cipete Raya Nomor 39C, Jakarta Selatan, Senin 12 Desember 2011.

Adang  mempersilakan KPK memproses istrinya itu. Namun, mantan Wakil Kepala Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Purn) itu meminta agar istrinya diperlakukan sesuai koridor hukum. "Satu yang saya ingin ada keadilan, kesetaraan, saya tidak akan melakukan di luar hukum," ujarnya.

Sebelumnya, Adang mengungkapkan memiliki bukti rekaman saat dirinya diperiksa penyidik KPK pada 30 Desember 2010. Dalam rekaman itu, menurut Adang, penyidik KPK menyebut bahwa Nunun tidak memiliki motif. Penyidik menyampaikan yang punya motif dalam kasus itu adalah orang yang dipilih menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia saat itu.

"Ini kenapa kasusnya sama, motivatornya sama, kenapa tidak disamakan saja semua jadi tersangka. Itu saja, kalau memang ini rekaman untuk menambah satu alat bukti keterlibatan Miranda Goeltom, dari rekaman juga bisa. Saya sangat menghormati KPK," kata Adang.

Miranda sendiri hingga kini belum bisa dikonfirmasi. Tetapi, Miranda sudah berkali-kali membantah terlibat dalam kasus ini. "Saya tidak pernah menjanjikan memberi uang atau menjanjikan apapun kepada siapapun sebelum atau setelah pemilihan," kata Miranda usai diperiksa di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 26 Oktober 2010. (umi)

Garuda Indonesia Sanksi Tegas Pegawainya yang Jadi Petugas 'Nebeng' Haji ke Tanah Suci
Ilustrasi pabrik rokok.

Kenaikan Cukai Picu Turunnya Produksi Rokok dan Penerimaan Negara

Laporan penerimaan Kepabeanan dan Cukai Maret 2024 menunjukkan penurunan sebesar 4,5 persen, dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 69 triliun.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024