Jantung Berhenti Akibat Cakaran Kucing

Jon Taylor
Sumber :
  • Daily Mail

VIVAnews - Jon Taylor,44, tak menyangka cakaran kucing di kakinya membuat nyawanya berada dalam bahaya. Selang seminggu setelah insiden dirinya dicakar kucing, dia harus menjalani sebuah operasi darurat untuk menyelamatkan hidupnya.

Jon mengatakan insiden bermula saat keluarganya berkunjung ke rumah sang mertua. Kucing mertuanya melompat dari atas oven dan hinggap di kakinya. Sebelum beranjak, si kucing menggores kakinya dengan dua cakaran sepanjang enam sentimeter.  "Aku segera membersihkan dan menutupnya dengan perban. Aku berpikir semuanya akan baik setelah itu," katanya.

Ternyata, enam hari setelahnya, Jon mengalami flu, merasa tak sehat dan sangat lemas. Malam berikutnya, ia terbangun oleh rasa sakit berdenyut di jari manis kirinya yang berubah bengkak dan berubah warna menjadi ungu. Tanda ini merupakan gejala khas keracunan darah (Septikemia). Dia bahkan mulai kehilangan kesadaran dan penglihatannya.

Dia segera dilarikan ke rumah sakit dan dokter menemukan penyebab semua rasa sakitnya. Tes menunjukkan jantung, paru-paru, hati dan ginjal menunjukkan gejala gagal. bahkan jantungnya sempat berhenti berdetak selama beberapa detik sebelum kembali berdenyut.

Antisipasi Letusan Lebih Besar, 5.000 Korban Erupsi Gunung Ruang Dilarang Tinggalkan Pengungsian

Kulit bekas cakaran kucing membuat bakteri streptokokus masuk dan menuju aliran darahnya. Pertumbuhan bakteri yang semakin banyak akhirnya bersarang di salah satu katup aorta di jantung yang mengontrol aliran darah di seluruh tubuh.

Dokter mengatakan, Jon hanya memiliki waktu selama 48 jam untuk menyelamatkan nyawanya. "Dokter menyatakan saya akan meninggal jika tak operasi dalam 48 jam, karena satu katup aorta saya rusak dan harus diganti," katanya seperti dikutip Daily Mail.

Jon yang telah didiagnosis mengidap jantung murmur di usia 30 tahun membutuhkan waktu 11 minggu untuk pulih dan bekerja seperti normal.

Dr Suranjith Seneviratne, pakar imunologi di Royal Free Hospital, London mengatakan agar jangan mengabaikan cakaran hewan sekecil apapun. Gejala infeksi awal akan terlihat dengan bekas luka yang memerah. Selanjutnya, kelenjar getah bening akan mulai membengkak di dekat luka setelah beberapa hari.

Ini akan diikuti dengan demam, kelelahan, sakit kepala dan dalam beberapa kasus, kehilangan nafsu makan, pembesaran limpa dan sakit tenggorokan.
"Awalnya, terlihat seperti luka telah sembuh, tetapi bakteri bisa menginfeksi organ lain. Masa inkubasinya biasanya membutuhkan waktu beberapa hari agar bakteri berkembang biak."

Orang dengan sistem kekebalan rendah seperti, bayi tua atau seseorang dengan penyakit kanker atau diabetes paling berisiko mengalami keracunan darah. Obat-obat tertentu dapat menekan sistem kekebalan tubuh, termasuk kemoterapi dan steroid. "Namun pada orang yang sehat, sistem kekebalan tubuh mereka akan membunuh bakteri," katanya.

Cegah Kontaminasi Bromat Berlebih pada Air Minum, Pemerintah Diminta Proaktif
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan [dok. Humas Kemenko Marves]

Pembebasan Lahan di IKN Sesuai Target, Luhut Pede Upacara 17 Agustus Bisa Digelar di Istana Baru

Luhut menilai hal ini merupakan sesuatu yang realistis, mengingat progres pembangunan IKN yang dilihatnya sudah 80 persen selesai dikerjakan.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2024