- ANTARA/ Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Denny Indrayana, angkat bicara soal ketidakhadirannya dalam rapat kerja bersama Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat. Denny mengatakan sudah ada kesepakatan pembagian tugas dengan Menkumham, Amir Syamsuddin.
"Saya kan di sini (Istana Negara), karena saya mau ke Istana Bogor, ada acara bersama Pak Wapres," kata Denny. "Jadi Pak Menteri di sana (DPR), saya di sini. Jadi bagi-bagi tugas supaya nggak menumpuk. Di samping acara di Bogor juga penting," kata Denny usai hadir dalam acara penerimaan Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) XLVI Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Republik Indonesia Tahun 2011 di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 14 Desember 2011.
Denny mengatakan masih ada perbedaan persepsi dalam pembahasan kebijakan moratorium remisi untuk koruptor yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum. "Sebenarnya dasarnya ada pada PP nomor 28 tahun 2006. Memang diketatkan bagi kejahatan luar biasa. Tidak hanya narkoba, teroris, korupsi, tapi juga pelanggaran HAM berat, kejahatan internasional," ujarnya.
Menurut Denny yang dipersoalkan oleh pihak DPR adalah pada pengetatan peraturan remisi pada kasus tindak pidana korupsi. "Sedangkan untuk bandar narkoba, teroris, itu tidak ada masalah. Bayangan saya justru harusnya sama saja, bukan diistimewakan koruptor kita, justru alasan paling mendasar untuk diketatkan di situ, aspirasi publik saya lihat kuat sekali," katanya.
Dari sisi yuridis, Denny pun mengaku pihaknya telah mengkaji kebijakan tersebut. "Secara aturan, dapat dipertanggungjawabkan," katanya.
Namun, mayoritas fraksi di Senayan tampaknya berbeda pendapat dengan profesor hukum tata negara dari Universitas Gadjah Mada ini. Partai Keadilan Sejahtera misalnya, berpendapat pengetatan hanya bisa dilakukan melalui revisi Undang-undang. (hp).
Terkuak 5 Kejadian yang Terjadi di Dunia Dikaitkan Ketakutan soal Kiamat
Kiamat merupakan peristiwa hancurnya kehidupan alam semesta. Kiamat adalah sesuatu yang diyakini dan disepakati oleh ilmu pengetahuan maupun agama. Tak ada satupun tahu
