- VIVAnews/Adri Irianto
VIVAnews - Tak hanya menuding pimpinan KPK, tudingan serupa juga diungkapkan Muhammad Nazaruddin kepada anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu menuding yayasan milik Mubarok yang berkantor di daerah Casablanca, Jakarta, didanai dengan permainan anggaran di DPR.
"Cara cari uangnya bagaimana? Dia (Mubarok) membeli anggaran ke anggota DPR untuk belanja daerah 3 persen, lalu dia jual sama kepala daerah 7 persen," kata Nazaruddin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu 14 Desember 2011.
Menurut Nazaruddin persentase dari jual beli anggaran di DPR itulah yang kemudian digunakan Mubarok untuk mendanai yayasan miliknya. "Itu munafik, biar tahu. Jangan sok suci. Kasihan saya melihatnya," ujar Nazar, berapi-api.
Tudingan itu dibantah Mubarok. Menurut dia, tidak satupun dari yayasan-yayasan yang dia miliki didanai dari APBN. "Untuk apa dana dari APBN atau seperti yang dikatakan dia (Nazaruddin)," kata Mubarok saat dihubungi.
Mubarok mengakui memiliki tiga yayasan. Salah satu yayasan yang dimaksud Nazaruddin adalah Mubarok Institute. "Itu lembaga keilmuan untuk menerbitkan buku. Tidak perlu biaya untuk yayasan itu. Webnya saja hanya menggunakan blog, kantornya gratis," ujarnya. (eh)
Detik-detik Pelaku Dugaan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur Diamuk Massa
Saat hendak diamankan, massa yang geram sempat menghakimi pelaku berulang kali hingga babak belur. Bahkan polisi sempat dibuat kewalahan dengan banyaknay massa.
