- REUTERS/Rizal Adi Nugroho
VIVAnews - Konsultan Perencanaan Jembatan, Wiratman Wangsadinata mengungkapkan, sebelum jembatan Kutai Kartanegara rubuh jembatan sudah dalam kondisi "sakit".
"Dan bisa dibilang sudah masuk ICU tapi dokter yang tersedia untuk menangani itu tidak sesuai, malah dokter umum," kata Wiratman, dalam acara temu wartawan di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Kamis 14 Desember 2011.
Menurut Wiratman, "sakit"-nya jembatankarena block anchor yang merupakan nyawa dalam suatu jembatan gantung bergeser.
Dia melanjutkan, puncak dari pilon ikatannya juga bergeser sehingga kabel utama yang ada di tengah mengendur dan membuat kekuatan jembatan berkurang. "Karena yang harus ditahan jadinya lepas dan akibatnya kabel utamanya turun. Gelagar juga ikut turun 70-80 centimeter," kata Wiratman.
Bagi Wiratman, yang menjadi pemicu runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara adalah putusnya hanger.
"Pondasi ada semua, apa gara-gara pilon? Tidak, karena masih berdiri. Apakah kegagalan kabel utama yang membentang dari puncak tower? Saya rasa juga nggak. Apakah gelegar yang gagal? Saya lihat, dia tidak jatuh ke sungai. Jadi yang memicu adalah putusnya hanger," ujarnya.
Lepasnya hanger, lanjut Wiratman, dapat menyebabkan terjadinya suatu proses yang disebut sebagai proses keruntuhan beruntun. "Dengan demikian dalam sekejap seluruh jembatan ambruk," tuturnya. (umi)