- Antara
VIVAnews - Di penghujung akhir masa jabatan, Pimpinan KPK jilid II melansir komentar mengejutkan. Mereka mengakui selama empat tahun memimpin lembaga antikorupsi ini, sering mendapat intervensi.
"Kalau boleh buka-bukaan, saya katakan intervensi itu ada dan datang dari mana-mana," kata Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto di kantor KPK, Jakarta, Kamis 15 Desember 2011.
Sumbernya dari berbagai macam pihak, baik lembaga eksekutif, legislatif, maupun gerombolan massa. Bentuknya juga macam-macam--bisa berupa pesan singkat, telepon, dan lainnya. "Begitu kelompoknya kena, langsung. Makanya saya sering mematikan HP dan nggak mau meladeni," ujar Bibit.
Hal senada diungkapkan M. Jasin. Menurut dia, berbagai intervensi itu tak hanya ditujukan kepada pimpinan KPK, tapi juga kepada jajaran di bawah pimpinan. Terkhusus kepada para deputi yang sedang menangani kasus.
"Makanya kami selalu mengembangkan sistem kerja yang profesional. Kami saling mengawasi satu sama lain," ujarnya.
Namun, saat wartawan menanyakan hal itu kepada Wakil Ketua KPK Chandra M. Hamzah, dia memilih untuk tidak menjawab. "Kalau saya boleh jujur, saya tidak mau menjawab hal itu," katanya, sembari tersenyum. (kd)