Wartawan NTT Terancam, Kapolri - Pers Bertemu

Aksi solidaritas wartawan
Sumber :
  • ANTARA/Yudhi Mahatma

VIVAnews – Asosiasi wartawan yang terdiri dari Dewan Pers, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dan Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (ITJI), akan beraudiensi dengan Kapolri pada Senin atau selasa pekan depan, guna membicarakan teror dan kekerasan yang berulang-kali menimpa wartawan di Nusa Tenggara Timur.

“Karena ini sudah mencemaskan. Bila (Polri) tidak bisa menjanjikan pengusutan kasus ini, kami akan kirim Tim Pencari Fakta ke sana,” ujar Ketua AJI Eko Maryadi dalam keterangan pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat 16 Desember 2011. Menurutnya, aparat bertindak lamban dan tidak sigap dalam menghadapi kasus kekerasan terhadap wartawan di NTT ini.

Padahal, kata Eko, polisi sudah mendapat laporan sebelum kejadian pembakaran rumah wartawan terjadi.

Panduan Singkat Terlindungi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Kematian BPJS Ketenagakerjaan

Seperti diberitakan sebelumnya, rumah Robbi Daniel Heneuk (akrab disapa Dance Heneuk) diserang massa pada Minggu dini hari, 11 Desember 2011. Dance adalah wartawan Rote Ndao News.

Massa melempari rumah Dance dengan kayu dan batu, hingga sebagian rumah tersebut rusak. Di tengah kepanikan dan rasa takut Dance dan istrinya, mereka kehilangan bayi mereka yang masih berusia 1 bulan karena syok dan kejang-kejang saat peristiwa penyerangan tersebut.

Ia pun meninggal dunia dan langsung dimakamkan hari Minggu itu. Namun, masih di tengah suasana duka yang menyelubungi keluarga Dance, massa kembali menyerang bahkan membakar rumah Dance sampai hangus. Syukurlah Dance, istrinya, dan anak sulungnya berhasil menyelamatkan diri.

Ketua AJI Eko Maryadi menyatakan, indikasi kelambanan pihak kepolisian terlihat saat pihaknya menelpon Kapolres Rote Ndao, dan dijawab bahwa Kapolres sedang tidak ada di tempat. Polisi kemudian menyatakan kematian bayi Dance adalah karena sakit. Polisi, papar Eko, bahkan mengatakan tidak terjadi upaya pembakaran terhadap rumah Dance, melainkan hanya kebakaran biasa.

Dalam audiensi dengan Kapolri pekan depan, Dance rencananya akan dievakuasi dan didatangkan langsung ke Jakarta untuk bertemu Kapolri. Tapi jika Dance tidak bisa datang, maka ia akan difasilitasi untuk melakukan telekonferensi langsung dengan Kapolri.

“Sampai saat ini Dance masih ketakutan. Istrinya pun semalam masih diinterogasi polisi. Jadi kita lihat nanti,” ujar Eko. Faktor lain yang kemungkinan menghambat kedatangan Dance ke Jakarta, terang Eko, adalah cuaca di Kupang yang buruk.

Hingga Rabu kemarin, Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengaku belum mendapat informasi mengenai kasus kekerasan yang menimpa wartawan Rote Ndao News, Dance Henukh itu. (Baca selengkapnya di sini)

Selain kekerasan yang menimpa Dance, wartawati NTT Endang Sidin hari ini juga mengalami kekerasan. Endang disekap oknum anggota Polisi Pamong Praja berinisial JT di ruang kerja Sekertaris Daerah, Jumat 16 Desember 2011. Endang mengaku diancam akan dihabisi terkait pemberitaannya menyangkut  PNS yang menjadi calo proyek. Endang adalah wartawati Erende Pos, harian lokal terbitan Rote Ndao. (Baca selengkapnya kasus itu di sini)

Kemenkominfo Mengadakan Talkshow Chip In “Waspada Rekam Jejak Digital di Internet”
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong

Shin Tae-yong Galau Harus Hadapi Negara Sendiri

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong mengakui perasaannya berat karena harus menghadapi negara sendiri, saat Tim Garuda Muda akan bertemu Timnas Korea Selatan

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024