- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Ekspor Indonesia bulan November tercatat mencapai US$16,92 miliar, atau kembali turun 0,2 persen dibandingkan dengan ekspor bulan Oktober yang mencapai US$16,96 miliar. Sepanjang Januari-November, ekspor Indonesia tercatat sudah mencapai US$186,11 miliar atau tersisa US$13,89 miliar dari target pemerintah tahun 2012 sebesar US$200 miliar.
Menurut Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suryamin, penurunan pada November terjadi karena melemahnya ekspor non migas sebesar 1,13 persen dari bulan Oktober sebesar US$13,90 miliar menjadi US$13,74 miliar. Padahal pada periode yang sama, ekspor migas justru meningkat 4,01 persen dari sebelumnya US$3,06 miliar menjadi US$3,19 miliar.
“Kalau lihat year on year, mengalami peningkatan sebesar 8,25 persen," kata Suryamin dalam keterangan pers di kantornya, Jakarta, Senin 2 Januari 2012.
Suryamin memperkirakan, pencapaian ekspor bulan Desember akan sama dengan bulan November atau sebesar US$16 miliar. Dengan perolehan itu, ekspor sepanjang tahun 2011 diperkirakan akan mencapai US$200 miliar, atau sesuai dengan target pemerintah.
Pada bagian lain, BPS juga melaporkan penurunan ekspor Indonesia pada bulan November sebesar 0,88 persen dibandingkan Oktober 2011. Impor Indonesia pada November mencapai US$15,4 miliar, sedikit lebih rendah dari realisasi Oktober sebesar US$15,53 miliar.
Sama dengan ekspor, penurunan impor pada bulan ini juga disebabkan penurunan impor sektor non migas sebesar 2,5 persen.
Dengan pencapaian tersebut, BPS mencatat neraca perdagangan RI pada November mengalami surplus sebesar US$1,53 miliar. Sementara sepanjang bulan Januari hingga November, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$25,14 miliar. (umi)