IHSG Rawan Terkoreksi

VIVAnews – Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada transaksi Rabu 15 Oktober 2008 ini, diprediksi rawan terkoreksi. Pasar dibayangi aksi ambil untung atau profit taking seiring melemahnya bursa Wall Street.

“Aksi ambil untung akan membayangi perdagangan hari ini,” kata analis sekuritas asing David Cornelis kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2008. Sehingga, indeks akan bergerak pada kisaran 1.468-1.600.

Pada transaksi Selasa kemrin, indeks ditutup menguat 94,09 poin atau 6,44 persen di level 1.555,96 dari perdagangan sehari sebelumnya. Sebanyak 165 saham menguat, 50 terkoreksi, 39 stagnan, dan tercatat 206 tidak ditransaksikan.

Menurut David, aksi pembelian kembali (buy back) yang masih dilakukan saham perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan emiten swasta tetap menjadi katalis pergerakan indeks pada transaksi hari ini. “Apalagi, jika batasan penghetian sementara secara otomatis (auto rejection) 10 persen dinaikkan menjadi 15-30 persen,” jelasnya.

Namun dia mengakui, kenaikan indeks akan terbatas dengan naiknya mayoritas saham dalam dua hari terakhir, karena pemain jangka pendek akan tergoda untuk menikmati keuntungan. Bahkan, mayoritas saham papan atas (blue chips) terjadi kenaikan hingga auto rejection. “Penguatan pasar regional turut menjadi penentu,” ujar David.

Analis PT Financorpindo Nusa Edwin Sebayang juga berpendapat, Sentimen buy back tetap menjadi faktor pendorong pemburuan saham oleh para investor.

Dia juga mengatakan, pergerakan indeks Dow Jones masih menjadi penentu pergerakan IHSG. Padahal indeks Dow Jones ditutup melemah 76 poin atau 0,8 persen, dan indeks Nasdaq terkoreksi 65 poin atau 3,5 persen. “Jadi, arah IHSG rawan terkoreksi,” ujar Edwin. 

Edwin memperkirakan, indeks hari ini akan bergerak pada kisaran batas bawah (support) 1.500 dan batas atas (resistance) pada level 1.600. 

Rekomendasi Saham

David merekomendasikan saham-saham emiten milik negara seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), serta PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Saham-saham plat merah itu, kata dia, layak dibeli untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Sebab, selain terkait rencana pembelian kembali saham, fundamental yang menjanjikan turut menjadi pertimbangan positif untuk mengoleksi saham. “Apalagi harganya cukup murah,” jelas David.

Edwin Sebayang juga menyarankan investor untuk bertransaksi pada saham-saham papan atas (blue chips) milik pemerintah seperti. Sebab, kebijakan pembelian kembali saham masih menjadi alasan utama pembelian saham oleh para pemodal asing maupun lokal.

Meninggal Dunia, Ini Profil Dorman Borisman Aktor Senior yang Langganan Jadi Karakter Orang Batak

“Tapi ini hanya cocok untuk investor jangka menengah dan panjang,” ujar dia.

Gempa Bumi Guncang Mataram NTB dan Bali

Gempa Bumi 5,2 Magnitudo Guncang Mataram dan Bali, Warga Lari Keluar: Trauma Gempa 2018

Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Bali diguncang gempa bumi bermagnitudo 5,2 pada pukul 05:09 WIB, yang berpusat di 97 kilometer Barat Daya Lombok Barat NTB

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024