- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2012 diperkirakan tumbuh 15-17 persen dibandingkan posisi penutupan 2011. Kenaikan tersebut dikarena kondisi makro ekonomi indonesia yang akan tetap menarik.
Kenaikan IHSG itu juga bakal dipicu kinerja emiten yang akan gemilang pada tahun ini. Tercatat sejumlah emiten diperkirakan bakal meraup kenaikan laba sebesar 20 persen.
"IHSG berpotensi tumbuh 15-17 persen ke 4.428-4.505," kata Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews, Rabu, 4 Januari 2012.
Purwoko menjelaskan, faktor lain yang bakal mendorong naiknya IHSG pada tahun 2012 adalah kondisi naiknya peringkat utang luar negeri Indonesia ke level layak investasi (Investment Grade). Seperti diketahui, Fitch Rating memberikan rating surat utang Indonesia BBB- dari sebelumnya BB+ dengan outlook stabil pada Desember lalu.
Kendati tak menyebutkan emiten-emiten yang bakal berkinerja baik selama 2012, Purwoko mencatat setidaknya terdapat lima saham yang akan menjadi pilihan pada 2012. Kelima emiten itu adalah PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT United Tractors Tbk (UNTR), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Pada penutupan perdagangan saham kedua kemarin, IHSG ditutup menguat 48,74 poin atau 1,28 persen ke level 3.857,88. Sebelumnya, IHSG pada perdagangan perdana tahun 2012, ditutup melemah12,852 poin atau 0,34 persen menjadi 3.809,140.
Namun, saat mengawali transaksinya, indeks melemah. IHSG dibuka turun 0,96 poin atau 0,03 persen ke level 3.821,03. Saat prapembukaan pagi tadi, IHSG sempat turun 0,79 poin atau 0,03 persen ke level 3.821,20.
Kendati demikian, dua menit setelah pembukaan, indeks kembali berbalik arah menguat (rebound) ke posisi 3.823,09 atau naik 1,09 poin (0,02 persen).
Anies soal Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo: Belum Ada yang Ngajak
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
