- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews - Menko Perekonomian Hatta Rajasa menolak prediksi ekonom, yang mewanti-wanti Indonesia memiliki potensi overheating tahun ini. "Saya tidak melihat gejala itu, karena kalau overheating kalau sektor kita tidak tumbuh," kata Hatta Rajasa di kantornya, Senin 9 Januari 2012.
Sebelumnya Kepala Ekonom Deutsche Bank untuk Indonesia, Taimur Baig, mengatakan pemerintah harus mewaspadai terjadinya overheating pada tahun ini karena tingginya konsumsi, kondisi pasar stabil dan suku bunga rendah.
Menurut Hatta dari segala sektor Indonesia tumbuh cukup ekspansif. Pada kuartal III-2011 saja, pertumbuhan industri manufaktur tumbuh 6,7 persen. "Pada 2012 ini saya perkirakan tumbuh lebih besar seiring dengan meningkatnya investasi,"katanya.
Investasi ini, lanjut Hatta, selain investasi di sektor infrastruktur pada 2012 juga akan masuk investasi di sektoar industri manufaktur berbasis sumberdaya akan semakin meningkat. Salah satunya adalah sektor petrochemical yang selama ini mandek di Indonesia.
"Seiring dengan tax allowance dan tax holiday, yang tadinya petrochemical margin kecil dan semakin banyak impor, sekarang minat itu cukup besar," katanya.
Hatta optimistis pada 2012 semakin banyak investasi masuk di industri-industri pendukung seperti bahan baku yang selama ini impor, dengan diberikan insentif, akan masuk ke Indonesia.
Menurutnya dengan industri manufaktur tumbuh 6,7 persen pada kuartal III-2011 ini meningkat pesat karena beberapa tahun sebelumnya industri manufaktur hanya tumbuh dua persen.
Analisis sejumlah pengamat yang menyatakan terjadi deindustrilasisasi ternyata tidak terbukti karena tingginya market dalam negeri Indonesia dan terus tumbuh.
"Walaupun ekspor meningkat tajam diatas 200 juta dollar, namun share terhadap GDP menurun. Artinya market domestik kita besar sekali, ini yang harus kita manfaatkan, jangan sampai dimanfaatkan pihak-pihak luar," katanya. (ren)