- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Pemerintah memastikan akan membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Sudah pasti ya. Ada beberapa opsi seperti kenaikan harga BBM. Tapi, pemerintah memutuskan untuk tidak memilih opsi itu," kata Wakil Presiden Boediono saat pertemuan dengan editor di Jakarta, Rabu 11 Januari 2012.
Opsi lain, Boediono mengatakan, adalah konversi BBM bersubsidi dengan gas. "Opsi ini baik, selain harganya lebih murah, juga lebih bersih," tuturnya.
Prinsipnya, Wapres melanjutkan, pemerintah bekerja keras mempersiapkan semua hal untukĀ pembatasan BBM. "Pokoknya kami siapkan. Yang terpenting, persiapannya matang," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, mengatakan, pemerintah akan menerapkan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi pada 1 April 2012. Kebijakan itu akan diterapkan pertama kali di wilayah DKI Jakarta. Selanjutnya, secara bertahap berlaku di Jawa-Bali pada akhir 2012.
"1 April nanti akan dimulai (pembatasan BBM bersubsidi). Tetapi kami merencanakan tidak semua serentak. Rencana kami, 1 April ini DKI dulu. Nanti, secara bertahap ke kota-kota besar lainnya di Jawa baru sampai ke Bali," kata Jero Wacik.
Rencana bertahap ini, Jero melanjutkan, disebabkan terbatasnya gas dan converter kits atau alat tambah yang digunakan pada mobil untuk mengalihkan bahan bakar dari BBM ke gas. "Namun, untuk tahap pertama hingga akhir 2012, akan diterapkan di Jawa-Bali sesuai dengan Undang-Undang APBN 2012," ujarnya.