- VIVAnews/ Fajar Sodik
VIVAnews - Perusahaan milik pemerintah, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyatakan tak akan ikut terlibat dalam upaya pengembangan mobil nasional. Perusahaan yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) itu ingin fokus kepada pengembangan pesawat nasional.
"Pesawat nasional fokusnya, kalau mobil tidak diutamakan," kata Direktur Aerostruktur PTDI, Andi Alisjahbana, di Bandung, Kamis, 12 Januari 2012.
Menurut Andi, PTDI pernah mempunyai pengalaman mengembangkan mobil nasional bernama Maleo pada 1996. Dalam pengembangan Maleo, perusahaan bekerja sama dengan PT Pindad dan PT Krakatau Steel Tbk.
"Dulu kan ada dua proyek mobil nasional, Maleo sama Timor. Yang Maleo itu benar-benar bikin sendiri, sedangkan Timor kan bekerja sama dengan Korea Selatan," jelasnya.
Untuk diketahui, proyek mobil Maleo digagas oleh Menteri Riset dan Teknologi waktu itu, BJ Habibie pada 1996. Namun, kepopuleran Maleo pudar seiring langkah pemerintah memperkenalkan proyek Mobil Nasional, Timor.
Kendati tak berniat mengembangkan mobil nasional, PTDI menegaskan siap mendukung proyek 'Mobil Nasional' yang digadang pemerintah. Bentuk dukungan tersebut di antaranya pemberian kualifikasi, standar, dan kualitas mobil.
Seperti diketahui, keinginan untuk memproduksi mobil nasional muncul setelah kehadiran mobil Kiat Esemka. Mobil berkapasitas mesin 1.500 cc itu telah memunculkan harapan masyarakat terhadap produksi mobil murah hasil karya anak bangsa.
Mobil Kiat Esemka sendiri merupakan produksi dari sejumlah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan di Solo, Jawa Tengah. Menggandeng bengkel bernama Kiat, mobil tersebut kini menjadi kendaraan dinas Walikota Solo, Joko Widodo. (art)
PlayStation 5 bikin Sony Semringah
Sony Indonesia memaparkan sejumlah pencapaian yang diraih PlayStation sepanjang 2023, di antaranya konsol PlayStation 5 yang terjual secara global sebanyak 54,8 juta unit
