Darmin Nasution:

Banyak Perusahaan Keluarga Tak Mau Go Public

Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution
Sumber :
  • REUTERS/Enny Nuraheni

VIVAnews - Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, menilai saat ini perlu diperkecil jarak antara perusahaan terbuka (Tbk) dengan perusahaan tertutup. Banyaknya perusahaan keluarga di Indonesia menjadi alasannya.

"Kebanyakan perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan keluarga, sehingga mereka tidak mau terbuka," kata Darmin Nasution di sela acara Financial Lecture di Jakarta, Rabu 18 Januari 2012.

Ia menjelaskan, perusahaan tertutup ini harus didorong untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Guna mendorong perusahaan agar berstatus terbuka, pemerintah telah membuat berbagai aturan dan insentif. Sayangnya, aturan tersebut tidak diikuti oleh sanksi, sehingga tidak dipatuhi.

Darmin mencontohkan, di Kementerian Perdagangan ada aturan yang mewajibkan setiap perusahaan dengan aset tertentu untuk melaporkan kondisi keuangannya setahun sekali kepada Menteri Perdagangan. Nantinya, Menteri Perdagangan akan mencantumkan laporan keuangan tersebut di website resmi Kemendag agar dapat diakses masyarakat.

"Namun, aturan tersebut tidak berjalan. Kenapa? Karena tidak ada sanksi, tidak ada undang-undangnya," katanya.

Sebenarnya, sanksi ini dapat dibuat menjadi sanksi administratif. Ia mencontohkan, BI telah mengeluarkan aturan kewajiban membawa devisa hasil ekspor di bank dalam negeri. Aturan ini, Darmin melanjutkan, tidak
ada sanksi pidananya, karena tidak ada undang-undangnya.

"Namun, BI membuat kesepakatan dengan Bea Cukai untuk sanksi administratif. Jika perusahaan tersebut tidak mengirim devisa hasil ekspornya ke Indonesia, maka Bea Cukai akan mencabut izinnya," paparnya.

Insentif lainnya, Darmin melanjutkan, adalah insentif pajak. Dalam Undang-Undang Pajak sudah ada insentif bagi perusahaan terbuka. Jika perusahaan tersebut bersedia melepas sahamnya di atas 40 persen, akan mendapatkan potongan pajak penghasilan (PPh) 5 persen.

Dalam kesempatan itu, Darmin juga mengungkapkan bahwa pasar keuangan Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Instrumen keuangan Indonesia masih sedikit, padahal itu sangat penting untuk menangkap peluang investment grade. (art)

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datang ke Rumah Prabowo, Surya Paloh Sebut Ada Urusan Pilkada
Evakuasi penemuan mayat. (Foto ilustrasi).

Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya

Warga Desa Pakis, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, digegerkan oleh aksi dugaan pembunuhan yang dilakukan oleh MO (64 tahun) terhadap istrinya sendiri, TA.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024