Konversi ke Gas, Garansi Mobil Masih Berlaku?

Converter Kit BBG
Sumber :
  • VIVAnews/ Muhamad Solihin

VIVAnews - Rencana pemerintah mengonversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) pada 1 April 2012, dengan memasang converter kit akan berpengaruh pada garansi yang diberikan oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).

Menurut Ketua I Gaikindo, Jongkie D Sugiarto, pihaknya belum menentukan apakah garansi yang diberikan ATPM tetap berlaku atau tidak jika kendaraan telah dimodifikasi dengan memasang converter kit.

"Kami, ATPM harus memasang converter kit yang sudah disetujui perusahaan. Kami akan konsultasi dan kerja sama dengan pemerintah, pakai converter kit dari PT Dirgantara Indonesia atau pakai yang impor," kata Jongkie dalam acara Outlook Industri Otomotif 2012 yang diselenggarakan Gaikindo, di Hotel Intercontinental Mid Plaza, Jakarta, Rabu 18 Januari 2012.

Menurut Jongkie, cara pemasangan converter kit bukan sebagai masalah yang besar, karena itu sesuatu yang mudah. Namun, yang menjadi masalah adalah pemasangan converter kit akan dilakukan di mobil baru atau lama.

"Menyangkut garansi, kami harus hati-hati, karena banyak produsen converter kit dari luar negeri. Misalnya dari Italia, China, Selandia Baru, dan negara-negara lain," ungkapnya.

"Pasang itu mudah, nggak sampai setengah hari. Tetapi apakah dilakukan di kami (produsen) atau di bengkel resmi, yang pasti itu bengkel harus bersertifikasi," ujar Jongkie.

Untuk harga converter kit, kata Jongkie, kisarannya akan bergantung pada besarnya volume tangki karena ukurannya bermacam-macam. Dia mencontohkan, ada tangki yang berukuran cukup untuk jarak tempuh sekitar 100 kilometer, ada juga yang ukuran 300 kilometer.

"Harga kisaran Rp15 juta. Kalau dipasang dari pabrik untuk mobil baru, maka akan meningkatkan harga. Tapi, ini belum jelas," kata dia.

Pemilik Mobil Bebas Memilih
Sementara itu, Jongkie juga menuturkan bahwa pemilik mobil harus diberi kebebasan untuk memilih bahan bakar apa yang akan digunakannya. Hal ini terkait dengan anggaran dan pemasangan converter kit itu sendiri.

"Kalau saya mau lebih jauh. Pemerintah seharusnya mau mengarahkan pelat kuning (kendaraan umum) menggunakan CNG (compressed natural gas atau gas alam terkompresi, dan Premium. Pelat hitam atau kendaraan pribadi seharusnya diberi pilihan menggunakan Pertamax, Pertamax Plus, atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle)," kata dia.

Dia menjelaskan, BBG itu ada dua jenis yaitu CNG dan LGV. Pertama, CNG yaitu bahan baku gas alam yang murah, tetapi dikompres atau dibuat bertekanan tinggi sekitar 200 bar.

"Gasnya murah, tapi SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas)-nya mahal karena ada kompresor. Itu disalurkan oleh Perusahaan Gas Negara. Jaringannya ada di Jakarta Pusat dan sekitarnya. Pembuatan SPBG ini menelan investasi Rp10 miliar per unit," kata dia.

Sementara itu, LVG adalah gas yang dibuat berbentuk cair. Pada pembuatan LVG ada beberapa proses. Sederhananya, LVG ini sejenis dengan LPG yang digunakan di rumah tangga.

"Prosesnya mahal, tapi SPBG-nya murah, karena tidak perlu kompresor. Hanya dispenser dan tabung dengan tekanan 10 bar. Untuk investasinya Rp1,5 miliar setiap unit," kata dia.

Untuk penggunaannya, Jongkie menegaskan, pemerintah tidak bisa memaksa kepada pabrik maupun konsumen untuk menggunakan LVG atau CNG maupun BBM. Pemerintah juga tidak boleh memaksa untuk memasang converter kit atau tetap menggunakan BBM.

"Bisa saja bagi konsumen yang mempunyai dana lebih, dia memilih pakai Pertamax Plus, kan nggak perlu pasang converter kit. Apa pemerintah tetap mau memaksa? Kan Pertamax tidak disubsidi," tuturnya. (art)

Sudah Video Call, Penyerang Label Eropa Bakal Perkuat Timnas Indonesia?
Athletic Bilbao rayakan gelar Copa del Rey dengan perahu

Agak Laen! Athletic Bilbao Rayakan Juara Copa del Rey dengan Naik Perahu

 Cara agak laen dilakukan Athletic Bilbao dalam merayakan gelar Copa del Rey 2023/24 bersama fans. Mereka justru merayakan juara dengan menggunakan perahu.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024