- Antara/ Spedy Paereng
VIVAnews - Pasca mogok massal karyawan, PT Freeport Indonesia akhirnya kembali beroperasi secara normal. Bahkan perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu mengaku sudah kembali melayani kebutuhan pasar.
"Operasi sudah kembali berjalan normal, sekali pun Perjanjian Kerja Bersama belum ditandatangani, tapi manajemen dan karyawan sudah memiliki kesepakatan dan komitman. Sehingga sama sekali tidak ada lagi pemblokiran. Jadi bisnis boleh dikatakan sudah mulai normal, " ujar Vice Presiden Freeport Bidang Pemerintahan, Sony Kosasih, di Jayapura, Kamis, 19 Januari 2012.
Kosasih menyatakan, dalam waktu dekat perjanjian kerja bersama antara manajemen dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) akan segera ditandatangani sesuai dengan rencana. "Agar tidak ada lagi masalah yang mengganjal,"ucapnya.
Manajemen Freeport juga mengaku sudah bertemu dengan Pemerintah Provinsi Papua guna menjelaskan perkembangan terakhir perusahaan. Dalam pertemuan itu juga pemerintah setempat memberikan saran dan kritik mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan ke depan.
Pada bagian lain, Freeport Indonesia mengakui produksi tembaga dan emas perusahaan selama kuartal III-2011 mengalami penurunan. Hal itu tak terlepas dari aksi mogok massal karyawan Freeport yang berlangsung sejak Juli 2011 dan dilanjutkan hingga pertengahan September lalu.
Sepanjang Januari-September 2011, total produksi emas Freeport dari tambang di Papua mencapai 1,123 juta ounces, atau turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 1,185 juta ounces. Sementara penjualan tembaga Freeport di Papua pada periode sama hanya mencapai 796 juta pounds. (umi)