- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Indonesia telah mendapatkan peringkat layak investasi (investment grade) dari dua lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings dan Moodys Investor Service. Namun PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak akan mengubah target jumlah emiten baru.
Otoritas bursa tersebut masih memasang target jumlah emiten sebanyak 25 perusahaan pada tahun 2012. Pada awal tahun ini, sudah dua perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI.
"Kita lihat saja. Kami membuat target 25 IPO. Apa 25 termasuk kategori deras, tidak ada perubahan, apa pemicunya? revisi kan harus ada alasan jelas," kata Direktur Utama BEI, Ito Warsito, di kantornya, Jakarta, Jumat, 20 Januari 2012.
Ito menuturkan, investor lokal tidak perlu menunggu penaikan rating untuk berinvestasi di pasar modal. Walaupun dirinya yakin satu lembaga pemeringkat lain, akan segera memberikan investment grade ke Indonesia. "S&P saya yakin akan menyusul Fitch dan Moody's," ungkapnya.
Kendati belum akan mengubah target emiten baru, BEI melaporkan kepemilikan saham domestik di pasar sekunder kini telah mencapai lebih dari Rp24 triliun, naik 10 persen dari tahun sebelumnya yang kurang dari Rp21 triliun.
"Ada beberapa investor global atau fund manager yang menunggu negara-negara berkembang masuk level investment grade," kata Ito.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), menunjukan investor asing masih mendominasi kepemilikan saham di BEI dengan porsi 60 persen. Sementara sisanya dimiliki pemodal lokal sebesar 40 persen.
Kepemilikan saham investor lokal saat ini meningkat dibandingkan tahun 2008 dengan penguasaan hanya 32 persen. (ren)