- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) menyatakan kekhawatirannya akan tingkat pengangguran di dunia.
Lembaga tersebut, dalam laporan tahunannya itu juga menyerukan perlunya koordinasi lebih pada kebijakan fiskal, perbaikan regulasi di sektor keuangan, dan dukungan pemerintah bagi sektor riil.
"Apa-apa (kondisi perekonomian) yang telah berubah sehubungan tahun lalu sesuai perkiraan kami dan itu mendorong kami jauh lebih pesimistis," kata Ekkehard Ernst, satu penulis laporan dari ILO seperti dilansir laman Reuters.
"Kami mengharapkan stagnasi bertahap atau turunnya angka pengangguran bukan sesuatu yang kita ramalkan lagi di tahun ini. Bahkan di awal, kami prediksi angka pengangguran akan meningkat seiring kemungkinan kerusakan serius terhadap pertumbuhan ekonomi global, dan angka-angka ini benar-benar akan meningkatkan tajam," tambahnya.
ILO menyatakan kini terdapat hampir 200 juta pengangguran di dunia dan 40 juta lapangan pekerjaan baru yang perlu dibuat setiap tahun untuk dekade berikutnya.
"Oleh karena itu, untuk menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan dengan tetap menjaga kohesi sosial, dunia harus berani menerobos tantangan yang sudah mendesak ini, yakni menciptakan 600 juta lapangan perkerjaan produktif pada dekade berikutnya, yang masih menyisakan 900 juta pekerja yang hidup dengan keluarga mereka di bawah garis kemiskinan, terutama di negara-negara berkembang," tambah Ernst dalam laporan itu.
Bahkan, dalam kondisi yang mulai membaik seperti resolusi cepat dari krisis utang Euro, ILO memperkirakan pengangguran dunia akan terjebak di kisaran enam persen setidaknya sampai 2016.
Data tersebut, berdasarkan angka-angka pertengahan atau akhir 2011 yang diperoleh dari hampir seluruh negara di dunia. Meskipun, para pejabat ILO menggunakan perkiraan mereka sendiri untuk dua negara terbesar, yakni China dan India. (ren)
Bumi Resources Minerals Bukukan Pendapatan US$46,63 Juta pada 2023
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyampaikan total pendapatan sepanjang tahun 2023 mencapai US$46,63 juta.
