USG, Kontrasepsi Pria Masa Depan

pemeriksaan USG
Sumber :
  • inmagine

VIVAnews - Pindai ultrasonografi (USG) lazim digunakan untuk mengetahui perkembangan janin selama masa kehamilan atau pemeriksaan kesehatan. Kini, ilmuwan sedang mengembangkan sebuah kontrasepsi masa depan dengan menggunakan gelombang suara yang dihasilkan mesin USG.

Studi terbaru pada tikus menunjukkan, gelombang yang dihasilkan mesin USG dapat digunakan untuk mematikan sperma dan membuat subjeknya tak subur. "Pengobatan USG noninvasif yang kami lakukan mengurangi cadangan sperma pada tikus jauh di bawah tingkat normal tikus subur," ucap penulis studi James Tsuruta, dari University of North Carolina di Chapel Hill.

Dia menyatakan, meskipun penelitian awal menunjukkan kemungkinan pengendalian kelahiran, namun masih perlu studi lanjutan untuk mengetes manfaatnya. "Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan berapa lama efek kontrasepsi berlangsung dan apakah aman untuk digunakan selama beberapa kali," katanya seperti dikutip dari Live Science.

Studi lanjutan juga diperlukan untuk mencari tahu berapa kadar yang paling cocok pada manusia.

Tikus steril

Para peneliti menggunakan USG yang umumnya digunakan dalam terapi fisik untuk mengisolasi daya spesifik, frekuensi dan suhu yang diperlukan untuk menurunkan jumlah sperma tikus.

Sperma berkembang di testis melalui beberapa tahapan. Ilmuwan menghancurkan sperma pada tahap awal perkembangan, dan dapat bertahan dalam beberapa bulan. Ilmuwan menemukan, frekuensi tinggi USG di sekitar testis akan membunuh sebagian besar sel sperma yang diciptakan. Hasil terbaik terlihat setelah dua kali sesi menggunakan gelombang suara masing-masing selama 15 menit.

Setelah dua minggu, peneliti menemukan, jumlah sperma tikus menjadi sangat rendah dan sel yang memproduksi sperma juga sangat rendah.

Pemilihan tikus dikarenakan hewan ini jauh lebih subur daripada manusia. Tikus yang memiliki konsentrasi sperma rendah, 3.000 motil sperma per mililiternya masih dapat bereproduksi. Sedangkan pada manusia, jumlah sperma yang rendah mengakibatkan ketidaksuburan.

Jumlah sperma manusia dibawah 15 juta per mililiter disebut kurang subur. Sedangkan jumlah sperma sampai 3 juta per mililiter dianggap sterelisasi permanen, sama seperti vasektomi.

"Sebuah metode kontrasepsi permanen atau sementara berdasar terapi USG dapat mendorong lebih banyak pria berperan dalam perencanaan keluarga," tulis para peneliti dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal online dalam jurnal Reproductive Biology.

Para peneliti juga mencatat sterilisasi ultrasonik dapat digunakan sebagai kontrasepsi noninvasif pada hewan peliharaan untuk mengontrol populasi hewan peliharaan.

Cari Titik Lemah Demokrasi RI, Cak Imin Masih Ingin Hak Angket Digulirkan
2 siswa Indonesia meraih emas di kompetisi matematika dan bahasa Inggris dunia.

Kalahkan 11 Negara, Siswa Indonesia Sabet Emas Kompetisi Matematika Internasional di Australia

Selain juara kompetisi matematika internasional, siswa Indonesia lainnya juga berhasil meraih medali emas di kompetisi Bahasa Inggris bagi pelajar dari berbagai negara.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024