- Adaro Energy
VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa dari sekitar 371 juta ton produksi batu bara Indonesia sepanjang 2011 lalu, 78 persen penjualannya masih didominasi pasar luar negeri, sedangkan pasar domestik baru menyerap sekitar 22 persen.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Edy Prasodjo menuturkan, dengan kompetitifnya harga batu bara dibandingkan harga bahan bakar minyak BBM, permintaan batu bara di dalam negeri akan meningkat meski saat ini masih rendah.
"Penjualan ke luar negeri mendominasi pemasaran sekitar 78 persen dan pasar domestik menyerap sekitar 22 persen," kata Edy di Hotel Le Meridien, Jakarta Kamis 2 Februari 2012.
Edy menuturkan, penyerapan batu bara oleh pasar domestik masih didominasi PLTU milik PLN dan swasta serta industri semen. Ia memprediksi, kebutuhan batu bara domestik akan meningkat dari tahun ke tahun karena semakin banyaknya proyek PLTU yang selesai.
Pemerintah juga telah mengeluarkan Permen ESDM nomor 34 tahun 2009 tentang Pengutamaan Pemasokan Kebutuhan Mineral dan Batubara untuk Kepentingan Dalam Negeri atau lebih dikenal Domestic Market Obligation (DMO).
"DMO memiliki kendala yaitu ketidaksesuaian antara kualitas batubara yang dibutuhkan pengguna domestik. Untuk mengatasinya, pemerintah telah menyusun kebijakan transfer kuota antar produsen yang saat ini sedang dievaluasi untuk disempurnakan," katanya.
Edy melanjutkan, produksi batu bara cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 10 persen. Berdasarkan kegiatan eksplorasi yang dilakukan, pada 2010 Indonesia memiliki 21,13 miliar ton cadangan batu bara dan 105,18 miliar ton sumber daya batu bara yang tersebar di beberapa pulau di Indonesia. (eh)
Cegah Kontaminasi Bromat Berlebih pada Air Minum, Pemerintah Diminta Proaktif
Pemerintah dan produsen diminta untuk lebih proaktif guna mencegah potensi kontaminasi Bromat berlebih pada air minum. BPOM menetapkan ambang batas Bromat 10 ppb.
