Produksi Minyak Indonesia Masih Rendah

Sumber :
  • Pertamina

VIVAnews - Produksi minyak mentah dan kondesat 36 kontraktor kontrak kerja sama hingga 31 Januari 2012 masih rendah dibandingkan target APBN 2012. Rendahnya produksi minyak ini dikarenakan adanya perbaikan dan pergantian operator.

Kepala Badan Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Raden Priyono menjelaskan, produksi 36 kontraktor migas baru mencapai 739 ribu barel, sedangkan dalam target APBN 2012 sebesar 817 ribu barel. "Masih kurang 77.932 barel per hari," katanya dalam rapat kerja Komisi VII DPR, Jakarta, Kamis 2 Februari 2012.

Sedangkan total produksi minyak dan kondesat seluruh kontraktor mencapai 901.877 barel per hari, atau masih jauh di bawah target APBN sebesar 950 ribu barel per hari. BP Migas sendiri, lanjutnya, telah mempunyai target sendiri untuk produksi 2012 sebesar 930 ribu barel.

Rendahnya produksi minyak, Priyono menjelaskan, selain karena penurunan produksi alamiah, terdapat juga faktor-faktor eksternal seperti perbaikan dan pergantian operator. Dia mencontohkan, produksi PHE-West Madura Offshore anjlok 11.825 barel dari 23 ribu barel menjadi 11.175 barel karena pergantian operator.

"Tidak tercapainya produksi di wilayah kerja West Madura Fffshore karena pergantian operatorship," katanya.

Sementara itu, Deputi Pengendalian Operasi BP Migas Rudi Rubiandini menjelaskan, rendahnya produksi migas di Januari 2012 ini disebabkan adanya perbaikan rutin di PHE ONWJ dan ConocoPhilips. "Kemudian ada perbaikan peralatan di Total E&P Indonesie. Kalau tiga ini selesai, produksi akan meloncat jauh," katanya.

Ia memperkirakan pada Februari ini perbaikan tiga kontraktor itu akan selesai sehingga produksi minyak dapat naik diatas 900 ribu barel per hari. "Kalau itu selesai, minyak harus di atas 900 ribu barel," katanya.

Begini Penampakan Rudal Balistik Iran yang Ditembak Jatuh Israel di Laut Mati
Logam mulia emas.

Harga Emas Hari Ini 17 April 2024: Global dan Antam Stabil Tinggi

Harga emas internasional bertahan stabil pada perdagangan Rabu, 17 April 2024. Itu terjadi karena permintaan safe-haven di tengah ketegangan berlangsung di Timur Tengah.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024