Garuda Ubah Dana IPO untuk Perbesar Ekspansi

Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), memutuskan untuk mengubah penggunaan dana penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada Februari 2011 untuk program pengembangan armada baru. Dana IPO itu akan digunakan untuk menambah armada baru.

Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang berlangsung pada Jumat, 3 Februari ini. Direktur Utama Garuda, Emirsyah Satar, mengatakan, pada awalnya perusahaan berniat menggunakan 80 persen dana hasil IPO  untuk pengembangan armada baru. Sedangkan sisanya untuk belanja modal Garuda dan anak usaha.

Emirsyah menjelaskan hasil bersih dari IPO per 31 Desember 2011 sebesar Rp3,187 triliun. Dana pun telah dipakai sebesar Rp 1,408 triliun, di antaranya digunakan untuk pengembangan armada sebesar Rp1,152 triliun dan belanja modal perusahaan Rp255 miliar. Sisanya sebesar Rp1,779 triliun akan digunakan untuk pengembangan armada sebesar Rp 1,397 triliun dan Rp382 miliar untuk belanja modal Garuda dan anak usaha.

Menurut Emirsyah, dana IPO yang sebelumnya digunakan untuk mendapatkan 36 pesawat nantinya akan digunakan untuk mendapatkan pesawat yang lebih banyak, yaitu sebesar 77 unit pesawat. Diantaranya Boeing 737-800 yang awalnya rencana mendatangkan 10 unit menjadi 20 unit, Boeing 737-300 ER 10 unit, Airbus 330-200 dari 6 menjadi 24 unit. Selanjut Narrow Body dari 5 unit menjadi 25 unit dan Sub-100 dari 5 menjadi 18 unit.

Perusahaan lebih efektif menggunakan dana IPO, kata dia, untuk memanfaatkan kondisi pasar saat ini. "Awalnya kami ingin menggunakan leasing, tetapi jadinya beli langsung ke pabrikan," katanya sesudah RUPSLB di Garuda City, Cengkareng, Banten, Jumat 3 Februari 2012.

Selain itu, perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas pesawat tertentu. Dengan meningkatnya permintaan pasar dan trafik penerbangan, Garuda pun ingin menawarkan yang lebih baik lagi dengan menyediakan armada yang lebih banyak dari semula. "Kami harus menyesuaikan dengan pesawat yang kami miliki," kata dia.

Garuda Tambah Komisaris Independen


Dalam RUPSLB itu Garuda juga menambah satu komisaris independen yaitu mengangkat Betti Setiastuti Alisjahbana menggantikan Adi Rahman Adiwoso.

"Saat ini posisi Pak Adi Rahman menjadi anggota komisaris sehingga jajaran komisaris menjadi enam orang," kata Emirsyah.

Betti Setiastututi Alisjahbana ditetapkan oleh pemegang saham menjadi komisaris independen dan berlaku efektif sejak ditutupnya RUPSLB hingga penutupan RUPS tahunan yang kelima. Emirsyah menuturkan, dengan perubahan itu, maka susunan dewan komisaris Garuda yaitu :

1. Hadianto sebagai komisaris utama
2. Abdulgani sebagai komisaris independen
3. Sahala Lumban Gaol sebagai anggota komisaris
4. Wendy Aritenang Yazin sebagai anggota komisaris
5. Adi Rahman Adiwoso sebagai anggota komisaris
6. Betti Setiastuti Alisjahbana sebagai komisaris independen

Sementara itu sususan direksi Garuda tidak mengalami perubahan dalam RUPSLB kali ini. (eh)

Haru, Angelina Sondakh Ungkap Inspirasi Kebaikan Mendiang Mooryati Soedibyo
Suntik vaksin

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

Vaksin merupakan salah satu penemuan yang paling ampuh dalam mencegah sebuah penyakit yang selama ini ditakuti. Dan imunisasi global juga telah menyelamatkan154 juta jiwa

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024