- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Emirsyah Satar, mengaku bahwa perseroan belum terpikirkan melakukan pembelian kembali saham atau buyback tahun ini.
"Buyback kalau belum kuasi reorganisasi ya belum, mending kalau ada dana untuk investasi," kata Emirsyah, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat 10 Februari 2012.
Menurutnya, Garuda adalah perusahaan publik sehingga ketika akan melakukan aksi korporasi harus disetujui lebih dulu para pemegang saham. Untuk itu, jika akan buyback saham harus melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
"Apapun corporate action, pasti untuk meningkatkan value perusahaan. Kalau tentang buyback itu kan hanya wacana," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Keuangan Garuda, Elisa Lumbantoruan, mengatakan saldo defisit GIAA yang harus ditutup nilainya mencapai Rp6,8 triliun sehingga perseroan masih fokus pada kuasi reorganisasi.
Selain itu, GIAA pun tengah menggodok rencana buyback. Namun Elisa masih enggan menyebutkan kapan rencana tersebut dilakukan dan dari mana dana untuk buyback tersebut.
"Kami akan buyback ya diharga termurah. Tapi kan sekarang, tren harga saham kami cenderung naik, makanya belum sekaranglah," kata Elisa, di Jakarta.