Soal Subsidi KPR, Pengembang Tak Mau Cengeng

Ilustrasi rumah
Sumber :
  • www.kemenpera.go.id

VIVAnews - Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) mengaku tak resah dengan tertundanya program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).

"Sebagai pengusaha, kami tidak cengeng. Secara internal kami mendukung program pemerintah namun tidak bisa mengintervensi BTN, BRI, BNI dan Bank Mandiri untuk ikut program Kemenpera dengan domain berapapun," kata Ketua Umum DPP REI, Setyo Maharso di kantornya, Jakarta, Jum'at 10 Februari 2012.

Setyo menilai tertundanya program FLPP ini takkan membuat pengembang berhenti membangun rumah murah yang pastinya sangat dibutuhkan masyarakat. Para pengembang berjanji akan menciptakan produk rumah dengan bangunan di kelas Rp100 juta.

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode

"Sebagai pengusaha, kami optimis dan tidak tinggal diam, semuanya bekerja. Kami punya komisaris REI. Itu yang menyebabkan optimis." kata Setyo.

Di tempat terpisah, Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz menyatakan bahwa dirinya hanya mengurusi masalah rakyat bukan mengurusi pengembang yang kisruh soal FLPP. "Kalau mau mengadu ke PU (Kementerian PU) jangan ke Kemenpera" kata Djan.

Namun, Djan optimistis kalangan pengembang dan perbankan akan menemukan titik temu terkait terkait tertundanya suku bunga KPR FLPP dengan 4 bank BUMN.

Saat ini, Kemenpera masih bersikukuh pada komposisi penyertaan pemerintah dan bank penyalur sebesar 50 persen dan 50 persen dengan suku bunga sekitar 7 persen. "Suku bunga acuan (SBI) sekarang kan 5 persenan ditambah cost of fund dan lainnya akhirnya 7 persen bunganya. Semua bank efisien mengikuti suku bunga yang diminta Kemenpera" katanya.

Menurut Djan, jika suku bunga turun menjadi sekitar 7 persen dari sebelumnya 8,5 persen. Maka angsuran per bulan dapat turun menjadi Rp550 ribu dari sebelumnya Rp650 ribu. Selain itu, biaya yang timbul akibat dari perjanjian kredit juga akan turun menjadi Rp7,5 juta, dari sebelumnya Rp11,5 juta. 

Mengenali Tanda-Tanda Tantrum Tidak Normal pada Anak, Orang Tua Harus Merespons dengan Cermat

Seperti diketahui, para pengembang mengeluhkan tertundanya program FLPP yang telah menimbulkan kerugian sebesar Rp3 triliun. Menanggapi hal itu, pemerintah mengatakan bahwa pengembang properti sama dengan pedagang yang tidak mau rugi.

Kemenpera memperkirakan para pengembang selama satu bulan sebetulnya sudah bisa menikmati untung. Jika pengembang bisa menjual 10 ribu unit rumah murah dengan harga antara Rp40 juta sampai Rp70 juta, keuntungan yang diterima sebetulnya sudah sangat besar.

5 Tips Merawat Kucing Peliharaan Agar Tetap Sehat dan Terhindar dari Penyakit
Pemain Timnas Indonesia U-23

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick

Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick menilai kemenangan atas Timnas Korea Selatan U-23 adalah buah kinerja tim.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024