- VivaNews/ Nur Farida
VIVAnews - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah menegaskan unsur perbankan harus mendominasi jajaran pegawai dalam Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Alasannya, hampir 80-90 persen keberadaan OJK erat kaitannya dengan industri keuangan.
"Jadi denyut nadinya tergantung pada apa yg terjadi di sektor perbankan," kata Halim di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat 17 Februari 2012
Menurut Halim, dengan dominasi kepentingan OJK yang condong kepada sektor perbankan, BI berharap agar calon dewan komisioner lembaga tersebut juga berasal dari sektor perbankan.
"Saya sangat gembira, dari calon-calon yang masuk memiliki pengalaman keahlian di bidang perbankan yang tidak mengecewakan," jelasnya
Ditempat yang sama Ekonom Chatib Basri mengungkapkan, pengumuman nama-nama calon dewan komisioner OJK yang lolos tahap administrasi akan diumumkan pada Senin, pekan depan. "Guberbur BI dan menteri keuangan mengerjakan dengan serius," tegasnya.
Chatib menyatakan, OJK ke depan harus menjadi lembaga keuangan yang memiliki kapabilitas, intergritas, dan kompentensi yang baik. Alasannya, OJK merupakan sebuah lembaga penting dan menjadi instrumen dalam perkembangan berbagai sektor.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo, yang juga ketua Panitia Seleksi Otoritas Jasa Keuangan OJK, menyatakan terdapat 309 calon pendaftar Komisioner OJK. Dari jumlah tersebut terdapat 19 orang yang tidak melengkapi dokumen, sehingga yang masuk seleksi sebanyak 290 calon.
Dari jumlah 290 calon yang siap terdiri dari sektor perbankan 83 orang, pasar modal 17 orang, industri keuangan non bank 30 orang, regulator jasa keuangan (BI dan Bapepam-LK) 48 orang, akademisi 25 orang, pemerintah 36 orang, dan kategori lain 51 orang. (ren)