Mengawinkan Bridal Gown dan Batik

Gaun pengantin batik rancangan Ristya Stefanie
Sumber :
  • dok. Ristya Stefanie

VIVAnews - Batik tak lagi sekadar jarik atau kemben yang identik dengan masyarakat tempo dulu atau pedesaan. Wujudnya pun tak melulu helaian kain panjang tanpa jahit. Kain bermotif yang dilukis dengan malam panas itu telah menjadi bagian tren fashion.

Euforia batik yang mewarnai industri fashion tanah air belakangan pun memancing sejumlah desainer berkreasi. Seperti Ristya Stefanie yang mengawinkan batik dengan detail modern menjadi sebuah gaun pengantin internasional.

Ia tak memadukan batik dengan kebaya, layaknya busana pernikahan adat. Mengusung konsep internasional, ia mengembangkan ide segar dengan menyatukan dua unsur kebudayaan dalam upacara sakral: batik dan bridal gown.

Gaun yang ditawarkannya memang unik. Perpaduan antara cutting modern ala bridal dan batik sebagai material utama. Bridal gown yang biasanya bernuansa putih mendapat sentuhan corak batik yang sangat eye catching. Cocok untuk ratu semalam.

"Batik itu kan ciri khas kita sebagai bangsa Indonesia, kenapa tidak kita pakai di hari bahagia kita. Tapi, tetap konsepnya internasional dengan desain ballgown. Intinya, bagaimana agar batik digunakan dengan style internasional," ujar desainer asal Surabaya ini.

Mengusung desain busana pengantin internasional, perancang yang baru berusia 25 tahun ini tetap memasukkan aksesori tradisional dalam rancangannya. "Kami membuat banyak desain. Ada yang konsepnya sangat internasional bergaya Eropa, ada yang bisa dipakaikan paes, ada juga yang menggunakan dengan jilbab," ujarnya.

Berbagai macam motif batik digunakan. Mulai mega mendung, sekar jagat, motif khas pekalongan, hingga motif-motif kontemporer. "Tapi, ada juga motif batik yang tidak aku pakai seperti batik parang, karena tidak cocok digunakan untuk pernikahan."

Karena ingin mendapatkan cutting sempurna pada gaunnya, ia sengaja memilih batik printing dengan bahan satin sutra. "Kalau pakai batik tulis akan kaku jatuhnya, jadi aku pakai batik printing berbahan satin sutra supaya jatuhnya gaun akan bagus."

Meski batik menjadi material utama pembuatan gaun pengantinnya, ia juga melakukan kombinasi dengan menggunakan bahan-bahan polos seperti brokat dan tile, serta permainan payet agar gaun terkesan lebih mewah.

Ristya mengawali kariernya sebagai desainer dengan menjadi perias pada usia 13 tahun. Lalu berkembang menjadi perias pengantin pada usia 19 tahun. Sejak tahun 2011, ia mengembangkan bisnisnya menjadi make up and wedding design dengan batik sebagai trademark-nya. (umi)

Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum dengan Sesama Jenis, Kantor Disegel
Tiga orang anggota TNI dikabarkan tersambar petir di depan Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu 24 April 2024 siang.

Prada Ardiansyah, Prajurit TNI yang Tersambar Petir Meninggal Dunia

Satu prajurit TNI yang menjadi korban tersambar petir di dekat Mabes TNI, Cilangkap, meninggal dunia, karena pendarahan di telinga

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024