S&P: Yunani Berstatus "Gagal Bayar Selektif"

Reaksi seorang pialang melihat indeks harga saham turun.
Sumber :
  • REUTERS

VIVAnews - Standard & Poor's menurunkan peringkat surat utang jangka panjang Yunani ke katagori "gagal bayar selektif" (Selective Default - SD). Dengan demikian S&P mengikuti langkah Fitch, yang pekan lalu sudah menurunkan peringkat utang jangka panjang Yunani ke level sedikit di atas status gagal bayar. 

Menurut kantor berita Reuters, pengumuman S&P itu muncul setelah pemerintah Yunani meluncurkan skema "barter obligasi" (bond swap) untuk mengurangi beban utang yang diderita negara Eropa itu. Menurut S&P, begitu bond swap berhasil diterapkan, lembaga itu akan menaikkan lagi peringkat obligasi Yunani ke katagori "CCC," yang dianggap zona spekulatif.

"Kami menurunkan peringkat kredit Yunani ke katagori 'SD' setelah muncul kesediaan Yunani mengikuti klausul aksi kolektif (CAC) secara retroaktif," demikian ujar lembaga pemeringkat utang dari AS itu.

Dengan kesediaan Yunani atas klausul CAC, menurut S&P, maka akan mengubah beban utang negara itu kepada para kreditor. CAC juga membuat barter obligasi Yunani sebagai "restrukturisasi utang yang bermasalah."  

Yunani secara resmi telah meluncurkan bond swap Jumat pekan lalu. Di bawah skema itu, para pemegang obligasi terpaksa rela kehilangan 53,5 persen dari nilai surat utang Yunani yang mereka beli. Sebenarnya nilai obligasi Yunani sudah susut 74 persen.

Menurut S&P, bila masih banyak pembeli obligasi Yunani yang tidak bersedia menerima tawaran klausul itu, Yunani bakal mengalami masalah lebih parah karena segera berstatus gagal bayar utang secara penuh.
  
Status SD disematkan bila obligor secara selektif tidak mampu bayar kewajiban atas isu spesifik atau kelas obligasi tertentu, namun masih bisa membayar utang atas isu atau kelas lainnya dalam waktu yang ditentukan.

Sementara itu, Yunani mengaku sudah mengantisipasi penurunan peringkat dari S&P dan itu tidak akan mengganggu perbankan mereka karena bank sentral sudah membuat sejumlah ketentuan. (eh)

Pelatih Timnas Brasil Peringatkan Real Madrid soal Endrick
Penyakit Demam Berdarah di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024.

Waspada! Demam Berdarah Mengganas, Jakarta Jadi Episentrum dengan 35 Ribu Kasus

Angka kasus demam berdarah di Indonesia kembali meningkat. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan hingga Kamis sore 28 Maret 2024 tercatat sudah ada 390 kematian

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024