Bidik 8 Sektor Unggulan, Kredit BNI Naik 20%

Dirut BNI Gatot Soewondo
Sumber :
  • Andika Wahyu

VIVAnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyatakan langkah perusahaan membidik delapan industri unggulan telah mendorong pertumbuhan penyaluran kredit selama tahun 2011. Total kredit BNI pada tahun lalu tercatat mencapai Rp163,53 triliun, naik sekitar 20 persen dibandingkan posisi 2010 sebesar Rp136,36 triliun.

Tokoh Hindu Sebut World Water Forum ke-10 Dapat Tingkatkan Perekonomian Warga Bali

Hingga akhir 2011, BNI juga melaporkan total aset perusahaan mencapai Rp299,06 triliun atau naik 20 persen dibanding setahun sebelumnya.

"BNI fokus pada pembiayaan industri unggulan di delapan sektor industri yang diyakini akan menjadi unggulan dalam lima tahun mendatang, serta sejalan dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)," kata Presiden Direktur BNI, Gatot M Suwondo, dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BNI 2011, di kantor pusat BNI, Jakarta, Selasa 28 Februari 2012.

Dalam laporannya, BNI mencatat komposisi penyaluran kredit didominasi sektor business banking sebesar 75,5 persen. Diikuti sektor konsumen dan ritel 21,2 persen, dan sisanya berupa pembiayaan anak perusahaan.

IOH Kembali Hadirkan INSPIRE, Program Magang untuk Mahasiswa Tingkat Akhir dan Lulusan Baru

Dari delapan sektor unggulan, pertumbuhan tertinggi kredit BNI terjadi pada sektor minyak, gas dan pertambangan sebesar 67,9 persen atau menjadi dari Rp7,1 triliun menjadi Rp11,9 triliun. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan tinggi adalah agribisnis sebesar 17,3 persen, bahan kimia 19 persen, kelistrikan 13,7 persen.

Sektor lain yang mencatat pertumbuhan adalah perdagangan besar dan eceran yang tumbuh 12,5 persen, konstruksi 9,2 persen, serta makanan dan minuman 8,7 persen.

Unggul di Survei, Dendi Suryadi Figur Potensial jadi Bupati Kukar

Namun untuk sektor komunikasi, BNI mengaku terjadi penurunan penyaluran kredit sebesar 17,4 persen menjadi Rp3,9 triliun.

Untuk bisnis internasional, Gatot menyatakan, sumber pertumbuhan didukung oleh akselerasi bisnis pembiayaan perdagangan dan remitansi atau pengiriman uang. Volume transaksi ekspor dan impor selama 2011 tercatat mencapai  US$19,83 miliar atau naik 69 persen.

"Sedangkan untuk transaksi remittance naik 31 persen dari nilai transaksi US$52,44 miliar menjadi US$68,89 miliar," kata Gatot.

Pada kredit konsumer, BNI mencetak pertumbuhan signifikan sebesar 31 persen yang dimotori oleh kredit kepemilikan rumah (KPR) BNI Griya yang tumbuh 50 persen menjadi Rp18,08 triliun.

Sedangkan nilai transaksi pemakaian kartu kredit BNI mengalami kenaikan 31 persen menjadi Rp3,74 triliun. "Kredit kendaraan BNI Auto naik 4 persen dari Rp6,21 triliun menjadi Rp6,49 triliun," kata dia. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya