- VIVAnews/ Muhamad Solihin
VIVAnews - Pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per April mendatang. Hal tersebut, diperkirakan bakal diikuti peningkatan biaya-biaya lainnya.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Benny Soetrisno, naiknya harga BBM akan diikuti kenaikan biaya angkutan yang tentunya bakal berpengaruh pada biaya produksi.
"Ditambah upah pekerja yang naik secara periodik tahunan akibat harga barang-barang kebutuhan yang naik, ini akan bermuara pada harga tekstil. Jadi, harus naik," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Rabu 29 Februari 2012.
Dia menuturkan, kenaikan harga BBM subsidi tidak bisa dihindari pelaku industri tekstil dan tak mungkin menyetop produksinya. "Ya, paling ekstrim hanya melakukan pengurangan jam kerja atau menurunkan volume produksi," ujar Benny.
Benny menyarankan, jika akhirnya pemerintah tetap memilih opsi kenaikan BBM, bukan pembatasan penggunaannya, hendaknya jangan diikuti dengan kenaikan tarif listrik khususnya untuk industri. "Pastinya, akan lebih memberatkan lagi," kata dia.
Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan lalu memastikan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak. Alasan kenaikan itu sangat jelas.
Harga minyak dunia, kata SBY, sudah berkali-kali naik. Kenaikan itu menyebabkan asumsi harga minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012 terpaksa harus dikerek ke atas. (eh)
Tampang Pelaku Perampokan Sadis Turis Perancis di Bukit Sipiso-piso Kabupaten Karo
Pelaku perampokan sadis turis asal Prancis di Bukit Sipiso-piso Kabupaten Karo ditangkap aparat dan diberi tindakan terukur
