Menperin Ungkap Alasan Impor Pupuk

VIVAnews - Menteri Perindustrian Fahmi Idris mengungkapkan lasan pemerintah mengimpor pupuk. Kata dia, kekurangan bahan bakar gas yang dialami industri pupuk nasional serta industri  pupuk yang menua merupakan menyebabkan kurangnya produksi pupuk nasional, sehingga perlu diimpor.

"Industri pupuk kita sudah tua sehingga tidak mampu mensuplai pupuk, rata-rata usia pabrik pupuk di Indonesia diatas 20 tahun," kata Fahmi di DPR Kamis 12 Februari 2009. Faktor usia tua serta kurang kebutuhan gas menyebabkan efisiensi dan kapasitas produksi rendah.

Fahmi menjelaskan pabrik pupuk di Kalimantan Timursudah  berusia 40 tahun. Sementara tiga pabrik gas  di Aceh satu pabrik AAF sudah ditutup, pabrik PIM I berusia 20 tahun dan PIM II  baru tiga tahun. Jika berproduksi pada tingkat optimal, masing-masing akan menghasilkan 600.000 ton pupuk atau 1,2 juta ton. "Tapi kenyataannya produksi keduanya hanya 500.000 ton karena tidak tersedianya gas," katanya.

Keadaan pabrik pupuk di Sumatera Selatan dimana tiga diantara empat pabrik pupuk berusia diatas 25 tahun. Di Jawa, Fahmi melanjutkan, pabrik pupuk  Kujang I yang berusia 27 tahun tidak efisien menggunakan gas 35 hingga 36 mmbtu  padahal kapasitas normal hanya menggunakan 25 mmbtu gas untuk menghasilkan satu ton pupuk. Pabrik pupuk Gresik pipanya terhantam lumpur sehingga tidak bisa berproduksi selama tiga bulan.

Di samping itu, pemakaian pupuk petani tidak sesuai lagi dengan rumusan departemen pertanian. Rumusan Departemen Pertanian menggunakan 200 kg pupuk per hektar tetapi di tingkat petani menjadi 500 kilogram per hektar. Kekurangan pupuk yang tidak mencatat kebutuhan pupuk untuk perikanan darat menyumbang pada kekurangan pupuk nasional.

PKB dan Nasdem Merapat ke Koalisi Prabowo-Gibran, Kaesang Bilang Begini
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Jokowi Tunjuk Menko Airlangga Jadi Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD, Intip Tugasnya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, sebagai Ketua Pelaksana Tim Nasional OECD.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024