Tokoh di Balik Bandara Aerotropolis Soeta
- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews - Di balik kemegahan Bandara Soekarno-Hatta dan rencana pengembangan bandara itu menjadi sebuah Aerotropolis, terdapat Paul Andreu. Siapa Paul Andreu? Dia adalah perancang atau desainer bandara tersibuk ke-12 dunia versi Airport Council International (ACI) itu.
Aerotropolis adalah konsep kota bandara yang di antaranya akan dilengkapi dengan pusat perbelanjaan, bisnis, dan hiburan hingga perhotelan.
Hari ini, Kamis 2 Agustus 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menghadiri prosesi peletakan batu pertama program pengembangan Bandara Soekarno-Hatta itu menjadi kawasan Aerotropolis di Auditorium I Gedung 600, Kantor Pusat PT Angkasa Pura II.
Melalui program pengembangan itu, kapasitas bandara akan ditingkatkan menjadi 62 juta pergerakan dengan target penyelesaian proyek pada 2014.
Paul Andreu adalah arsitek berkebangsaan Prancis yang lahir di Cauderan, 10 Juli 1938. Ia merupakan arsitek spesialis bandara terkemuka dunia, mulai dari Charles de Gaulle Airport, Dubai International Airport, Brunei International Airport, dan kini Soekarno-Hatta International Airport.
Paul mulai merancang bandara Charles de Gaulle Airport, Paris, pada 1967. Ia lalu mendapatkan kepercayaan untuk merancang terminal 2 Soekarno-Hatta pada 1991. Rancangan Bandara Soekarno-Hatta yang dibuatnya mendapatkan ganjaran "Aga Khan Architecture Award" for Soekarno-Hatta International Airport Landscape Development pada 1995.
Rancangan berbagai bandara yang dibuatnya juga mendapatkan penghargaan, antara lain Japan Institute of Architecture Award untuk rancangan Osaka Kansai International Airport pada 1995.
Selain bandara, Paul merancang ekstensi lapangan Tenis Roland Garos, Prancis, pada 2009. Proyek prestisius lainnya adalah pusat pertunjukan seni di Tianmen, China yang diresmikan pada 2007.
Saat ini, ia kembali dipercaya untuk merancang kawasan Aerotropolis di Bandara Soekarno-Hatta. Pengembangan kawasan Bandara Soekarno-Hatta diperlukan mengingat pada 2011, bandara itu sudah melayani 51,5 juta pergerakan.
Dengan adanya pengembangan ini, bandara dapat mencapai kapasitas ultimate sebanyak 62 juta pergerakan per tahun pada 2014. (art)