Eko: Angkat Besi Bisa Raih Emas Olimpiade

Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, dengan medali perunggu Olimpiade 2012
Sumber :
  • REUTERS/Stefano Rellandini

VIVAnews - Merosotnya prestasi bulutangkis dalam beberapa tahun terakhir membuat cabang olahraga itu tidak bisa diandalkan lagi di ajang sebesar Olimpiade. Namun, angkat besi menyatakan siap memikul beban tersebut.

Saat lifter-lifter Indonesia meraih sukses di London 2012 dengan meraih perak dan perunggu, atlet cabang tepok bulu malah harus keok dan gagal mendulang medali emas. Padahal, bulutangkis ditargetkan untuk mempertahankan tradisi emas.

Sebenarnya cabang angkat besi bukan baru saat ini saja menciptakan prestasi di ajang multievent terbesar di dunia itu. Sejak Olimpiade 2000 Sydney, atlet angkat berat Indonesia sudah berhasil membuka raihan medali, diawali oleh Lisa Rumbewas, Sri Indriyani dan Winarni.

Di London 2012, sekeping medali perak milik Triyatno ditambah perunggu yang direbut Eko Yuli Irawan berhasil menyelamatkan wajah kontingen Indonesia dari kering medali. Angkat besi pun siap menjadi cabang andalan di Olimpiade empat tahun mendatang. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia (PB PABBSI), tim angkat besi Indonesia bisa meraih emas di Olimpiade 2016.

Sang Rival Pecahkan Rekor Usain Bolt

Apalagi, bulutangkis terancam tidak dipertandingkan di Rio de Janeiro 2016. Itu akibat skandal di nomor ganda putri.

"Kalo ditanya siap atau tidak, seorang atlet pasti akan siap jika diberikan kepercayaan. Tapi, ada syarat untuk merebut emas, yaitu persiapan dan dukungan penuh dari Pemerintah," ujar Eko Yuli pada wartawan.

"Selama ini, pembinaan dan persiapan sering putus-putus. Padahal, ini saja kami bersiap hanya 2 bulan dan bisa merebut hasil bagus. Apalagi, kalau kami bersiap selama empat tahun, emas bukan target yang mustahil," nilai pria berusia 23 tahun itu.

"Persiapan selama 2 bulan saja kami anggap sangat membantu. Apalagi, kalau sejak saat ini sudah langsung dipersiapkan, kami pasti siap mengemban tugas tersebut," lanjut Eko sambil tersenyum.

Eko berhasil merebut perunggu di kelas 62kg dengan cedera yang menimpa kaki kirinya. Dengan bantuan alat medis dari Amerika Serikat, akhirnya Eko berhasil tampil memuaskan dengan total angkatan 317kg.

“Ini hasil terbaik yang bisa saya raih. Dengan kondisi kaki yang retak, untuk mendapat medali perunggu sudah merupakan prestasi yang luar biasa bagi saya,” kata Eko.

"Cedera ini sebenarnya sudah dari awal tahun. Tapi, saya bisa tampil sangat maksimal berkat strategi pelatih dan bantuan dari tim dokter PB PABBSI yang memberikan perhatian khusus," lanjutnya.

Sebenarnya, Eko berpeluang merebut medali perak karena berat angkatannya sama dengan lifter Kolombia, Figueroa Mosquera. Tapi, Eko terpaksa melorot ke posisi 3 karena kelebihan berat, hanya 13 gram saja.

"Kita tetap bersyukur karena hanya mengandalkan keberuntungan. Pasalnya, angkatan kita sudah selesai dan mereka masih tiga kali angkat," ucap Eko mengakui kehebatan lifter Kolombia yang sudah gagal pada dua angkatan sebelumnya. (one)

Pelepasan kontingen Olimpiade 2016 di kantor KOI

Kontingen Olimpiade Indonesia Bertolak ke Brasil Sore Ini

Ada 28 atlet dari 7 cabang olahraga yang terbang ke Rio de Janeiro.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2016